BNPT: Masih Ada Potensi Terorisme dari Penduduk Terpapar Radikalisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigjen Ahmad Nurwahid, mengatakan bahwa saat ini masih terdapat potensi 15.000-17.000 teroris, dari delapan penduduk yang kini terpapar radikalisme.
Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan Lembaga Persahabatan Organisasi Islam (LPOI), dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) di Grha Oikoumene, Jakarta, pada pekan lalu, seperti dikutip situs PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia).
“Di sini pentingnya, termasuk gereja, perlu beriringan dengan semua elemen bangsa menghadapi rongrongan yang mengancam keutuhan NKRI,” kata Ahmad Nurwahid.
Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, mengingatkan, bahwa potensi radikalisme ada di setiap agama. Merujuk pada Tragedi Norwegia, 22 Juli 2011, menurutnya ekstreem kanan juga ada di lingkungan Kristen. “Walau tentu di sana ada faktor lain juga,” katanya.
Oleh sebab itu, tegas Ketum PGI, moderasi beragama amat dibutuhkan oleh semua agama. Dia pun menderivasi adagium dari Charles de Gaulle tentang tentara dan perang: “ideologi terlalu berharga jika hanya diserahkan kepada negara.”
“Sebagai umat, kita semua punya kepentingan, dan olehnya harus ikut serta mempertahankan ideologi Pancasila. Dalam kaitan ini PGI bersama seluruh gereja di Indonesia, siap bekerjasama dengan LPOI menghadapi ancaman hadirnya ideologi alternatif transnasional yang hendak menggantikan Pancasila,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum LPOI/LPOK, KH Said Aqil Siraj, melihat pentingnya kebersamaan, saling menghormati, dan tidak menjelek-jelekkan agama lain. “Agama diturunkan untuk manusia, jangan dibalik. Agama untuk manusia agar kita mampu membangun peradaban, menjadikkan manusia mahluk bermartabat, berkualitas, manusia yang betul-betul menjadi mandataris Tuhan,” katanya.
Menurut Said Aqil, sebagai negara yang berideologi Pancasila, kita patut bersyukur karena tetap hidup damai meski saat terjadi pergantian kepemimpinan, tidak seperti yang terjadi di Timur Tengah.
Selain konsolidasi, kegiatan yang juga dihadiri sejumlah tokoh lintas iman ini, sekaligus menjadi ruang perjumpaan serta silaturahim anggota LPOI dan LPOK dalam rangka meningkatkan semangat kebersamaan dan kebhinnekaan mengawali 2022.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...