BNPT: Napi Teroris ke Pusderad Agar Jadi Individu Moderat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deadikalsiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis mengatakan pemindahan narapidana kasus tindak pidana terorisme ke Pusat Deradikalisasi (Pusderad) melalui Lapas Khusus Terorisme Kelas IIB di Sentul, Bogor, agar bisa menjadi individu yang moderat.
"Pemindahan ini merupakan upaya untuk memberikan kesempatan kepada napi teroris ini untuk menunjukkan kemampuan dalam mempelajari pengetahuan, pemahaman dan keahlian baru," kata Hendri dalam pengarahannya kepada para Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) se-Nusakambangan dan Cilacap, Selasa (5/11).
“Tentunya dengan pemindahan ini agar para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kasus terorisme yang sudah menjalani assessment untuk bisa pindah ke Pusderat Sentul ini nantinya bisa menjadi individu yang moderat dalam rangka reintegrasi di masyarakat nantinya,” ujar Hendri, seperti yang dirilis BNPT.
Alumni Akmil tahun 1986 ini menjelaskan pemindahan ini dilakukan sesuai dengan assement yang dilakukan baik dari pihak BNPT, Detasemen Khusus (Densus) 88/Anto Teror Polri dan juga lembaga psikologi dari Universitas Indonesia terhadap WBP, dimana 12 napi teroris ini telah memenuhi syarat untuk dipindahkan ke Pusderat di Sentul.
“Kami berharap mereka (WBP) yang kita pindahkan ini bisa menjadi lebih baik lagi. Harapannya mereka nanti saat kembali ke masyarakat bisa bergabung lagi di tengah-tengah masyarakat dalam kondisi yang baik seperti masyarakat biasa pada umumnya,” ujar mantan Komandan Satuan Intel Badan Intelijen Strategis (Dansat Intel Bais) TNI ini.
Dia juga menjelaskan, selama di Pusderat Sentul, para napi terorisme ini setiap harinya melaksanakan kegiatan sekolah, seperti pada umumnya menempuh pendidikan formal.
“Hari Senin WBP itu melaksanakan pelajaran wawasan kebangsaan. Lalu Selasa materi wawasan keagamaan, hari Rabu wawasan kewirausahaan," katanya.
Pada Kamis, lanjutnya, Napi tersebut akan mendapatkan ilmu psikologi dari timnya Prof Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia), Jumat melakukan olahraga.
"Jadi tidak terasa, satu tahun dua tahun tentunya akan merasa cepat bagi mereka untuk segera keluar (bebas) dan kembali ke Masyarakat,” kata Hendri.
Selain itu, katanya, para napi teroris inni nantinya juga dibekali pembinaan keterampilan lainnya yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Pusderat Sentul.
“Mereka (WBK) ini juga kita berikan pelatihan baik itu pertanian, otomotif, kerajinan dan keterampilan lainnya yang ada di BLK yang pertengahan bulan ini kita optimalkan operasionalnya. Selain itu WBK ini juga diberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya,” katanya. (Ant)
Dibangun Oleh Korban Penganiayaan, Bethlehem, Kota Natal AS ...
BETHLEHEM-PENNSYLVANIA, SATUHARAPAN.COM-Pada Malam Natal tahun 1741, para pemukim Moravia menamai ko...