Bob Hasan Berpulang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mohammad Hasan, yang akrab disapa Bob Hasan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Pembangunan VII, 16 Maret 1998 – 21 Mei 1998, meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat, Selasa (31/3) pukul 11.00.
Bukan cuma bisnis dan politik yang membuatnya populer di negeri ini, pengusaha kayu yang akrab disebut Om Bob itu juga menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia olahraga nasional, khususnya atletik, yang puluhan tahun ia asuh.
Kontribusinya untuk atletik nasional amatlah besar.
Bob bukan sekadar bapak asuh atau donatur cabang olahraga ini, sebagaimana umum diperankan kebanyakan pengusaha atau pejabat olahraga lain di negeri ini.
Ia turun tangan langsung menjadi pengurus dan kemudian ketua induk olahraga atletik, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Tak tanggung-tanggung, ia menjabat selama empat dasawarsa, sejak 1976 sampai tutup usia Selasa ini.
Pertama kali terpilih sebagai ketua umum PB PASI pada 1976 menggantikan Sayidiman Suryohadiprojo, Bob tidak pernah lelah mengurusi dan mendanai atlet-atlet atletik terbaik tanah air.
Dalam satu wawancara, ia pernah mengatakan minimal mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp 10 miliar untuk mendanai PASI.
Sebegitu besarnya sumbangsih Bob kepada dunia atletik Indonesia, sampai-sampai Kongres PASI memilihnya lagi sebagai ketua umum pada 2016. Para peserta kongres ini bahkan sepakat menetapkan Bob sebagai Bapak Atletik Indonesia.
Kontribusi Bob untuk atletik tak ada duanya. Bahkan sebuah rumah mewah miliknya dengan fasilitas kelas satu di kawasan elite Permata Hijau di Jakarta Selatan, ia persembahkan untuk kemajuan atletik nasional yang ia jadikan pemusatan latihan untuk para atlet muda.
Di tempat itu, puluhan atlet muda berbagai daerah, hasil pantauan PASI, berlatih dan belajar setiap hari, agar bisa mengikuti kompetisi-kompetisi atletik di seluruh dunia.
Selama dipimpin Bob, PASI telah mengukir banyak prestasi yang mengharumkan Indonesia di panggung dunia, pada berbagai level turnamen.
Di masanya, Indonesia menghasilkan sprinter-sprinter ternama yang merajai Asia Tenggara, mulai dari Mardi Lestari, Purmomo Muhammad Yudhi, Suryo Agung Wibowo, sampai yang teranyar Lalu Muhammad Zohri.
Zohri menjadi perbincangan banyak orang di dalam dan luar negeri ketika memenangkan medali emas 100 meter putra pada Kejuaraan Asia Junior 2018. Sprinter muda Indonesia ini juga sedang diproyeksikan tampil pada Olimpiade Tokyo yang ditunda setahun setelah ini akibat pandemi virus corona.
Bukan hanya atlet putra yang bersinar saat Bob memimpin PASI. Indonesia juga dianugerahi atlet-atlet putri dengan rangkaian torehan prestasi prestasi besar pada diri Triyaningsih, Maria Londa, dan atlet lari gawang belia Emilia Nova.
Sayang, pada dua pesta olahraga terakhir yang diikuti Indonesia, para atlet atletik tak berhasil mempersembahkan hasil terbaik.
Pada Asian Games 2018, Indonesia menempati peringkat ke-13 dengan total tiga medali, yang terdiri atas dua medali perak dan satu medali perunggu.
Sedangkan pada SEA Games 2019, atletik Indonesia menduduki peringkat kelima dengan lima medali emas, enam medali perak, dan lima medali perunggu.
Namun, itu semua tak bisa menggugat sumbangsih teramat besar Bob bagi atletik Indonesia.
Pengusaha yang telah melewati banyak zaman itu kini meninggalkan atletik dan Indonesia.
Entah kapan Indonesia dapat menemukan lagi penggila berat cabang olahraga yang kurang populer di dalam negeri, namun sangat bergengsi dalam turnamen multievent mana pun termasuk olimpiade itu.
Si penggila atletik itu telah berpulang setelah berlari melawan kanker dan penyakit paru-paru sejak lebih dari sepekan silam di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta.
Selamat jalan, Om Bob... (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...