Boeing Dituding Rahasiakan Fitur Bermasalah pada 737 MAX
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Asosiasi pilot Amerika Serikat mengaku tidak mendapat arahan khusus dari Boeing terkait fitur anti-stall, yang membuat pesawat menukik secara otomatis. Pakar penerbangan mencurigai adanya kesalahan desain pada 737 MAX.
Asosiasi pilot di Amerika Serikat menuding Boeing merahasiakan fitur otomatis pengendalian pesawat pada 737 MAX, yang ditengarai menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di lepas pantai Jakarta.
Serikat pilot di American Airlines mengatakan tidak mendapat latihan khusus untuk mengenal sistem anti-stall yang berbeda dengan model pesawat sebelumnya.
Peranti lunak MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) yang digunakan Boeing, sebenarnya didesain untuk membantu pilot menjaga agar bagian depan pesawat tidak menengadah ke atas, lantaran bisa menyebabkan stall atau pesawat kehilangan kecepatan.
Sistem ini, secara otomatis membuat hidung pesawat menukik ketika terbang dalam kecepatan rendah.
Masalahnya ketika sensor 737 MAX keliru mengukur kecepatan dan angle of attack pesawat seperti yang diduga terjadi pada Lion Air JT610, pilot bisa kesulitan mengendalikan pesawat. Kesalahan ukur itu bisa membuat pesawat menukik tak terkendali, menurut buletin keamanan yang diterbitkan Boeing setelah kecelakaan.
Para pilot kini memastikan tidak menemukan prosedur bagaimana menanggulangi gangguan tersebut dalam buku manual pesawat.
"Fitur ini tidak pernah kami pelajari di berbagai pelatihan. Ini tidak ada di buku manual. Maskapai American Airlines juga tidak memilikinya," kata Dennis Tajer, pilot 737 dan juru bicara Serikat Pilot American Airlines, dilansir situs dw.com pada Kamis (15/11).
"Sekarang saya bertanya-tanya apa lagi yang tidak ada di sana?"
Hal serupa diungkapkan Jon Weaks, kapten 737 dan Presiden Asosiasi Pilot di Southwest Airlines.
"Saya tidak senang. Bagaimana sesuatu seperti ini bisa terjadi? Kami ingin mendapat semua informasi yang berkaitan dengan keselamatan pilot kami, para penumpang dan keluarga," katanya.
Boeing 737 MAX, adalah generasi terbaru pesawat berbadan sempit milik produsen asal Amerika Serikat tersebut. Sejauh ini Boeing telah mengirimkan 200 unit 737 MAX ke seluruh dunia, termasuk untuk Lion Air, American Airlines, Southwest dan United Airlines sebagai pemesan terbesar.
Meski demikian Direktur Boeing Dennis Muilenburg, bersikeras 737 MAX adalah pesawat yang aman untuk dioperasikan.
"Kami memastikan akan menyediakan semua informasi yang dibutuhkan untuk keselamatan penerbangan semua pesawat kami," katanya kepada Fox Business Network.
Ia mengklaim buletin tambahan kepada para pilot hanya mengingatkan mereka "agar merujuk ke prosedur penerbangan yang sudah ada."
Seorang juru bicara United Airlines mengatakan, Boeing dan Badan Penerbangan Federal AS (FAA) sudah menegaskan tidak membutuhkan pelatihan tambahan untuk pilot 737 MAX.
John Cox, bekas pilot 737, yang kini menjadi konsultan keselamatan penerbangan, menilai reaksi Boeing atas kecelakaan Lion Air sudah benar. "Mereka meningkatkan kewaspadaan pilot, mereka juga mengingatkan akan prosedur yang tepat untuk mematikan fitur otomatis," katanya.
Kini sejumlah pakar mencurigai, adanya kesalahan desain pada 737 MAX. Dibandingkan model lama, 737 NG, pesawat baru Boeing ini memiliki ukuran mesin yang lebih besar, sehingga dicurigai mempengaruhi aerodinamika pesawat sampai berpotensi mengalami stall. Fitur otomatis yang digunakan Boeing berfungsi meralat hal tersebut.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...