Bostwana Peringatkan Kematian Gajah Jelang KTT Antiperburuan
GABORONE, SATUHARAPAN.COM – Bostwana, Selasa (10/3), memperingatkan bahwa jumlah populasi gajah yang mati sudah mencapai tingkat yang mencengangkan, di saat negaranya tengah mempersiapkan konferensi untuk membahas perburuan ilegal hewan akhir bulan ini.
Meski data statistik dari 2013 sampai 2014, menunjukkan penurunan aktivitas perburuan hewan ilegal, jumlahnya masih tinggi dan jika terus terjadi maka populasi gajah akan semakin berkurang, menurut menteri pariwisata, satwa liar dan lingkungan Tshekedi Khama.
Perburuan ilegal gading gajah didorong oleh permintaan di pasar Asia, terutama Tiongkok.
“Jumlah gajah yang tewas melebihi kemampuan hewan tersebut untuk bereproduksi, menyebabkan kekhawatiran akan penyusutan populasi,” Khama.
Bostwana menjadi tuan rumah untuk dua konferensi satwa liar, African Elephant Meeting pada 23 Maret dan Kasane Conference on the Illegal Wildlife Trade dua hari setelahnya.
Menurut Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), 100.000 kelompok hewan pachyderm mati di benua tersebut, akibat ulah para pemburu ilegal antara 2010 dan 2013.
Negara di Afrika selatan itu sendiri merupakan rumah bagi sekitar 200.000 gajah.
Lebih dari 30 kepala negara diperkirakan akan menghadiri pembicaraan tersebut, tempat mereka akan meninjau kembali kemajuan kami sejak Afrikan Elephant Summit pada Desember 2013.
Bulan lalu, Beijing memberlakukan larangan terhadap impor gading selama satu tahun, yang dikritik oleh aktivis perlindungan satwa liar hanya bersifat simbolis.(AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...