BPBD Gunung Kidul Kehabisan Dana Distribusi Air Bersih
GUNUNG KIDUL, SATUHARAPAN.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kehabisan anggaran untuk distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan di wilayah ini.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis (14/11), mengatakan total anggaran dropping/distribusi air bersih di tahun ini mencapai Rp538 juta.
"Selama musim kemarau berlangsung, dana tersebut terus mengecil dan sekarang sudah habis. Di sisi lain, intensitas hujan masih rendah sehingga kebutuhan air masih dibutuhkan warga," kata Edy.
Ia mengatakan hasil pantauan pengemudi dan operator tangki, saat ini warga terdampak kekeringan masih membutuhkan dropping air. Akibat, anggaran dropping air bersih habis, maka hanya mengandalkan bantuan dari pihak ketiga.
"Itu pun tidak bisa menggantungkan sepenuhnya," katanya.
Ia mengatakan dalam catatannya, sekarang pihak ke tiga yang dipastikan memberikan bantuan kepada masyarakat hanya sampai lima hari ke depan.
“Kami juga masih mengumpulkan data terbaru dari wilayah kecamatan terdampak kekeringan, apakah anggaran dropping masih ada. Hingga sore ini kami belum menerima informasi,” katanya.
Terkaitdengan permasalahan tersebut, BPBD juga sudah berkomunikasi dengan pemkab mengenai kemungkinan menaikkan status menjadi darurat kekeringan. Kesimpulannya, jika sampai dengan 20 November 2019 hujan belum merata, statusnya akan dinaikkan.
Wilayah terparah meliputi terdampak kekeringan di Gunung Kidul, yakni Kecamatan Girisubo terdapat 8 desa dengan total warga terdampak kekeringan 21.718 jiwa, Kecamatan Paliyan 6 desa dengan16.978 jiwa, Kecamatan Rongkop 8 Desa dengan 9.922 jiwa, Kecamatan Tepus ada 5 desa dengan 12.441 jiwa dan Kecamatan Panggang 6 desa dengan jumlah terdampak 8.310 jiwa.
“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) hujan merata berlangsung pada dasarian ketiga bulan ini, antara tanggal 21 November-23 November 2019,” katanya.
Sementara itu, Sekcam Girisubo Arif Yahya mengatakan hujan sempat mengguyur wilayahnya. Akan tetapi belum berpengaruh terhadap dampak kekeringan, sehingga masih membutuhkan air baku yang layak.
“Anggaran dropping dari kecamatan sudah habis, tinggal mengandalkan bantuan donatur. Perkiraan maksimal bantuan dari pihak ketiga mencukupi hingga sepekan ke depan,” katanya. (Ant)
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...