BPPT Tawarkan Inovasi Beras Sagu, Aman bagi Penderita Diabetes
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan pangan non-padi, dengan memanfaatkan berbagai sumber karbohidrat yang tersedia di dalam negeri. Produk inovasi BPPT itu adalah produk beras dan mi, yakni beras sagu, beras sehatku, dan mi sagu, berbahan baku sagu, jagung, dan ubi kayu.
Produk pangan itu memiliki keunggulan-keunggulan seperti indeks glikemik yang lebih rendah, berkisar antara 30-50, dibandingkan dengan beras padi yang sekitar 90. Selain itu, kandungan serat pangan serta resistant starch tinggi, sehingga sangat baik dikonsumsi bagi mereka yang rentan terhadap diabetes serta untuk memenuhi kebutuhan diet guna mendukung pola hidup sehat
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB-BPPT), Soni Solistia Wirawan dalam jumpa pers BPPT, mengatakan ketahanan pangan menghadapi tantangan besar terkait beberapa faktor yang saling terkait secara kompleks.
“Tantangannya adalah tingginya tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia yang mencapai 124 kg/kapita/tahun dan merupakan angka yang tinggi dibandingkan dengan konsumsi beras dunia yang rata-rata hanya 60 kg/kapita/tahun,” katanya di Kantor BPPT, Jakarta, Kamis (7/6), seperti dilansir laman resmi bppt.go.id.
Mi yang selama ini dikonsumsi, berbahan baku terigu yang berasal dari gandum mencapai 124 kg/kapita/tahun, dan merupakan angka yang tinggi dibandingkan dengan konsumsi beras dunia yang rata-rata hanya 60 kg/kapita/tahun. Konsumsi mi instan mencapai 53 bungkus/kapita/tahun. Dilihat dari sisi bahan baku, beras berasal dari padi yang merupakan 100 persen impor.
Berbagai tantangan di atas mendorong BPPT mengembangkan sumber daya pangan lokal lain. Indonesia memiliki keragaman yang sangat kaya dan masih belum termanfaatkan secara optimal, seperti sagu, ubi kayu, jagung, dan lain-lain.
Sebagai contoh sagu, yang merupakan sumber daya pangan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Luas hutan sagu di Indonesia mencapai 1,25 juta hektare, dan merupakan cadangan sumber karbohidrat sebesar 12-24 juta ton per tahun. Cadangan sagu yang besar ini merupakan potensi bagi pangan, sebagai sumber bahan baku industri dan energi. Sagu juga diharapkan menjadi salah satu pijakan kuat bagi peningkatan kesejahteraan penduduk Papua dan Papua Barat agar pemerataan pembangunan nasional terus meningkat.
BPPT telah melakukan berbagai kegiatan kaji terap yang mendukung diversifikasi pangan melalu inovasi teknologi formulasi dan desain alat untuk pengolahan pangan berbahan baku lokal, seperti sagu, jagung dan ubi kayu. BPPT mengembangkan produk beras dan mi dengan memanfaatkan potensi bahan baku pangan lokal.
Saat ini (2018), seperti diberitakan rri.co.id, produk beras sagu sudah diproduksi oleh mitra sebagai pihak ketiga yaitu PT Mitra Aneka Solusi (PT MAS) dan dijual ke masyarakat melalui model off line maupun on line. Dalam tiga bulan ini beras sagu ini sudah diproduksi sekitar 1,5 ton.
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...