BPS Harapkan Pergerakan Inflasi Inti Terkendali
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengharapkan adanya upaya pengendalian inflasi inti secara tahunan (year on year) pada akhir Desember 2019, masih berada pada kisaran 3,02 persen.
"Inflasi inti 3,02 persen, kita harus ekstra hati-hati supaya daya beli terjaga," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/1).
Suhariyanto menjelaskan inflasi nasional yang hingga akhir 2019 tercatat sebesar 2,72 persen merupakan pencapaian yang baik dalam satu dekade terakhir.
Meski demikian, tambah dia, kuatnya ekspektasi inflasi inti yang dipengaruhi faktor fundamental seperti interaksi permintaan penawaran maupun kurs harus menjadi perhatian tersendiri.
Pola tingkat inflasi inti pada 2019 ini juga mengikuti pola pada 2017 yang menguat di awal tahun, namun kemudian terus melambat dan tidak jauh dari realisasi tiga persen sepanjang tahun.
"Inflasi inti ini masih aman, tapi menjadi warning, jadi lebih baik jaga-jaga," kata Suhariyanto.
Sebelumnya, BPS mencatat laju inflasi nasional 2019 sebesar 2,72 persen, yang lebih banyak dipengaruhi oleh rendahnya inflasi harga diatur pemerintah (administered prices).
Dalam periode ini, inflasi harga diatur pemerintah hanya mencapai 0,51 persen, dengan inflasi harga bergejolak sebesar 4,3 persen dan inflasi inti sebesar 3,02 persen.
Secara keseluruhan, inflasi nasional 2019 ini merupakan pencapaian yang rendah dalam satu dekade terakhir karena terakhir kalinya inflasi dibawah tiga persen adalah pada 2009 sebesar 2,78 persen.
Bahkan, terakhir kalinya inflasi nasional mencapai angka dibawah 2,5 persen adalah pada 1999 yaitu sebesar 2,13 persen.
Berdasarkan tahun dasar penghitungan baru dengan komoditas dan bobot yang sama, maka inflasi nasional pada 2019 juga lebih rendah dari 2016 yang mencapai 3,02 persen. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...