BPS: Inflasi Agustus 2015 Mencapai 0,39 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2015 mencapai 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,73. Inflasi Agustus ini menjadi yang terendah sejak lima tahun sebelumnya.
“Inflasi bulan Agustus 2015 sebesar 0,39 persen. Berdasarkan pengamatan BPS, dari 82 kota IHK, 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi,” kata Kepala BPS Suryamin di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat hari Selasa (1/9).
Suryamin melaporkan jika dibandingkan pada Juli 2015 terjadi kenaikan dari 121,26 menjadi 121,73. Kemudian tingkat inflasi tahun kalender Januari hingga Agustus 2015 sebesar 2,29 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) Agustus 2014 terhadap Agustus 2015 sebesar 7,18 persen.
“Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen dan Probolinggo sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di 23 kota terjadi di Ambon yaitu sebesar 1,77 persen.”
Dia menambahkan inflasi pada bulan Agustus 2015 ini merupakan inflasi yang terendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Inflasi Agustus ini terendah sejak 2010, bahkan kalau mau ditarik lagi ke belakang (inflasi rendah ini) sejak 2007," katanya.
Kemudian dari 82 kota tersebut 37 kota di antaranya mengalami inflasi antara 0,0 hingga 0,5 persen dan 18 kota mengalami inflasi 0,5 hingga 0,1 persen dan hanya empat kota yang diatas 1 persen termasuk kota yang mencapai angka inflasi tertinggi mencapai 2,29 persen.
Menurutnya, pengendalian inflasi 37 kota dari 82 kota IHK dengan inflasi sebesar 0,0 hingga 0,5 persen dinilai sangat bagus jika dibandingkan dengan Jakarta.
“Mungkin di sini (Jakarta) karena konsumennya banyak sekali sedikit ada perubahan maka terlihat sekali,” kata dia.
Suryamin juga mengungkapkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 0,91 persen, kelompo makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,71 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebanyak 0,16 persen, kelompok sandang 0,01 persen, kelompok kesehatan 0,70 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,70 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,72 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,58 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2015 adalah daging, ayam ras, beras, cabai rawit, uang sekolah SD hingga perguruan tinggi, telur ayam ras, mie, nasi dengan lauk, daging sapi, bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, cabai merah, soto, rokok kretek, filter, tarif kotrak rumah, tarif sewa rumah, tarif listrik, upah pembantu rumah tangga, tarif rumah sakit, bimbingan belajar dan tarif jalan tol.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, tomat, sayur, ikan segar, petai, emas perhiasan dan tarif kereta api.
“Ini (tarif angkutan) terjadi karena ada tuslah bulan Juli ada kenaikan tarif karena Lebaran, arus mudik dan arus balik. Nah, sekarang sudah kembali normal. Ini penting juga karena transportasi bisa berdampak ke yang lain juga,” kata dia.
Suryamin kemudian melanjutkan pada Agustus 2015 beberapa kelompok pengeluaran memberikan andil atau sumbangan inflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,19 persen, kelompok makanan jadi, minumam, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil atau sumbangan deflasi yaitu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen. Namun, kelompok sandang tidak memberikan andil atau sumbangan terhadap inflasi nasional.
Kemudian komponen energi masih ada inflasi 0,11 persen pada bulan Agustus 2015 atau terjadi kenaikan indeks dari 148,50 pada Juli 2015 menjadi 148,66 pada Agustus 2015.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...