BPS Ingatkan Masih Tingginya Inflasi Inti
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengingatkan tingginya tingkat inflasi komponen inti secara tahunan (year on year) pada Maret sebesar 5,04 persen, harus diwaspadai oleh pemerintah.
"Inflasi inti masih naik terus, jadi butuh kebijakan yang pas, terutama dari Bank Indonesia yang mengatur masalah valas, nilai tukar maupun tingkat suku bunga," katanya di Jakarta, Rabu (1/4).
Sasmito mengatakan perlemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi sejak tahun lalu, telah berpengaruh terhadap peningkatan inflasi inti secara keseluruhan sehingga dibutuhkan kebijakan moneter untuk mengatasi kondisi ini.
"Bank Indonesia masih harus ekstra keras mengendalikan komponen makro ekonomi terutama valas dan BI Rate, atau mungkin kebijakan lain dari sisi Giro Wajib Minimum dan Devisa Hasil Ekspor," ujarnya.
Selain itu, ia menyambut baik paket kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menjaga defisit neraca transaksi berjalan serta menahan fluktuasi kurs rupiah, karena bisa berdampak positif terhadap inflasi komponen inti.
"Kewajiban penggunaan LC (letter of credit) untuk ekspor, saya kira itu bagus dan membantu. Kalaupun ada protes, wajar karena akan mengganggu margin mereka, tapi ini hanya perlu penyesuaian dan negosiasi internal dengan pemerintah," jelas Sasmito.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komponen inti pada Maret 2015 mengalami inflasi 0,29 persen, sehingga tingkat inflasi inti tahun kalender mencapai 1,25 persen dan secara tahunan (year on year) sebesar 5,04 persen.
Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar dan harga komoditas internasional serta ekspektasi inflasi dari pedagang.
Meskipun inflasi inti masih tinggi, namun inflasi non inti (volatile food dan administered prices) masih terkendali karena harga-harga bahan kebutuhan pokok relatif stabil di antaranya cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, tomat sayur dan wortel.
Secara keseluruhan, BPS mencatat inflasi nasional Maret 2015 sebesar 0,17 persen yang disebabkan oleh penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta harga beras yang masih mahal, karena belum memasuki masa panen raya. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...