BPS: Kemiskinan Bisa Berkurang Bila Tembakau Dikendalikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Angka kemiskinan di Indonesia, bisa berkurang bila konsumsi tembakau, dikendalikan dan orang miskin tidak lagi merokok,” kata Kepala Subdit Statistik Kerawanan Sosial Badan Pusat Statistik Ahmad Avenzora.
"Bila uang untuk membeli rokok digunakan memenuhi gizi keluarga, rumah tangga miskin bisa lebih sejahtera," kata Ahmad dalam Seminar "Gizi Kurang, Kemiskinan, dan Konsumsi Rokok" diselenggarakan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Jakarta,. di Jakarta, Selasa (23/2).
Ahmad mengatakan, konsep kemiskinan yang digunakan BPS adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan.
Kebutuhan dasar makanan, ditentukan sebesar 2.100 kilokalori per kapita per hari berdasarkan 52 jenis komoditas makanan dan minuman serta tembakau.
Kebutuhan dasar bukan makanan, ditetapkan berdasarkan 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
"Tembakau dan rokok, sama sekali tidak memiliki nilai kalori, sehingga tidak menyumbang apa pun dalam mengangkat rumah tangga miskin dari garis kemiskinan. Tentu sangat berbeda bila uang untuk membeli rokok digunakan untuk membeli telur," katanya.
Ahmad mengatakan, rokok kretek filter berada pada posisi kedua, sebagai komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan.
Berdasarkan survei BPS pada bulan September 2015, rokok kretek filter menyumbang kemiskinan 8,08 persen di perkotaan dan 7,68 persen di perdesaan.
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...