Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:39 WIB | Jumat, 05 Februari 2016

BPS: Kondisi Ekonomi Konsumen RI 2016 Diprediksi Membaik

Ilustrasi: Kantor BPS di Jakarta. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengatakan kondisi ekonomi konsumen Indonesia berdasarkan nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada triwulan I 2016 diperkirakan membaik dibandingkan triwulan IV 2015.

“Nilai ITK nasional pada triwulan I 2016 diperkirakan sebesar 105,38 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Sementara itu, tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 dengan nilai ITK sebesar 102,77,” kata Suryamin dalam konferensi pers, di Kantor BPS, Jakarta, hari Jumat (5/2).

ITK adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan BPS melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Jumlah sampel STK pada triwulan IV 2015 sebanyak 14.596 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu.

Mulai triwulan I 2015 dilakukan penyempurnaan metode pencacahan dan penghitungan ITK. Responden STK dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsample dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan.

Suryamin mengatakan, perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan I 2016 terutama didorong oleh perkiraan peningkatan pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 108,13. Sementara rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta atau hajatan relatif stagnan dengan nilai indeks sebesar 100,51.

“Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan I 2016 terjadi pada 28 provinsi di Indonesia, sedangkan lima provinsi di antaranya mengalami penurunan kondisi ekonomi konsumen,” katanya.

Menurut data BPS, terdapat 12 provinsi atau sebesar 36,36 persen memiliki nilai indeks di atas nasional. Tiga provinsi dengan perkiraan nilai ITK triwulan I 2016 tertinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta dengan nilai ITK sebesar 114,78, Provinsi Bali dengan nilai ITK sebesar 114,70, dan Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai ITK sebesar 109,96.

“Sedangkan tiga provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK triwulan I 2016 terendah adalah Provinsi Lampung dengan nilai ITK sebesar 94,74, Provinsi Papua dengan nilai ITK sebesar 95,58, dan Provinsi Sumatera Barat dengan nilai ITK sebesar 98,14,” sebut Suryamin.

ITK Triwulan IV 2015

Kemudian Suryamin mengatakan, ITK nasional pada triwulan IV 2015 sebesar 102,77, yang artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

“Kondisi ini didorong oleh peningkatan semua komponen indeks, yaitu pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 103,14, pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dengan nilai sebesar 101,89 dan tingkat konsumsi dengan nilai indeks sebesar 102,99,” katanya.

Sementara itu, meningkatnya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan IV 2015 di tingkat nasional terjadi karena adanya peningkatan kondisi ekonomi konsumen pada 28 provinsi, sementara lima provinsi mengalami penurunan.

Data BPS menunjukkan, terdapat 16 provinsi atau sebesar 48,48 persen dari 33 provinsi di seluruh Indonesia yan memiliki angka indeks di atas nasional.

“Provinsi yang memilik nilai ITK triwulan IV 2015 tertinggi adalah Provinsi Maluku dengan nilai ITK sebesar 112,03, sementara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki nilai ITK triwulan IV 2015 terendah, yaitu sebesar 93,91,” kata Kepala BPS itu.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home