Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:00 WIB | Sabtu, 22 Februari 2020

BPSMP Sangiran Teliti Fosil Panggul Gajah Purba di Madiun

Petugas dari Balai Pemeliharaan Situs Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah melakukan aktivitas saat ekskavasi fragmen fosil tulang pinggul gajah di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (19/2/2020). (Foto:Antara Jatim/Siswowidodo)

MADIUN, SATUHARAPAN.COM – Balai Pemeliharaan Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, meneliti temuan fosil "Pelvis Proboscidea" atau panggul gajah purba yang ditemukan dalam kegiatan ekskavasi di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Staf Perlindungan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Albertus Niko, Jumat (21/2), mengatakan ekskavasi telah dilakukan selama beberapa hari yakni pada tanggal 18-20 Februari 2020.

"Ekskavasi ini menindaklanjuti peninjauan yang telah dilakukan sebelumnya bahwa ditemukan banyak fosil di kawasan desa setempat," kata Albertus Niko kepada wartawan.

Menurut dia, temuan fosil panggul gajah purba tersebut dikategorikan langka. Hal itu karena fosil tulang panggul gajah purba tersebut ditemukan lengkap, baik sisi kanan dan kiri. Biasanya tim BPSMP Sangiran hanya menemukan satu sisi tulang panggul saja.

Berdasarkan penelitian, fosil panggul gajah purba tersebut berukuran panjang 1,6 meter dengan lebar 65 cm dan tebal mencapai 20 cm. Fosil tersebut diduga berasal dari gajah purba yang berjenis kelamin betina, karena memiliki lubang tengah berdiameter yang cukup besar, yakni mencapai 40 cm.

Fosil tersebut diperkirakan berusia 900.000 sampai dengan 300.000 tahun yang lalu. Selain fosil panggul gajah, di Sumberbendo juga tersimpan sejumlah fosil binatang purba lainnya.

Beberapa fosil itu antara lain fosil tulang kaki gajah yang sudah terpotong menjadi dua bagian. Kemudian, fragmen tengkorak gajah purba, fragmen tempurung kura-kura, fragmen kaki kerbau, dan fragmen tengkorak banteng. Untuk sementara, fosil-fosil tersebut semuanya disimpan di kantor desa setempat.

Sementara, ekskavasi fosil panggul gajah tersebut dilakukan dengan membuka kotak galian berukuran 2,5 meter x 2 meter dengan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah.

Kegiatan ekskavasi juga melibatkan tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan serta didampingi pula oleh pihak Muspika Saradan, Kepala Desa Sumberbendo, dan masyarakat Desa Sumberbendo yang penasaran menyaksikan temuan fosil tersebut. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home