Brasil Laporkan 27.000 Lebih Kasus Baru COVID-19 dalam Sehari
SATUHARAPAN.COM-Brasil menjadi pusat penyebaran virus corona di Amerika Selatan. Pada Hari Sabtu (6/6) malam negara itu melaporkan 904 kematian baru akibat COVID-19 dan 27.075 kasus terinfeksi baru selama 24 jam terakhir. Data ini dirilis oleh kementerian kesehatan.
Negara Amerika Latin ini telah mencatat 35.930 total kematian akibat virus corona dan 672.846 kasus yang dikonfirmasi. Negara lain yang menunjukkan kasus tinggi adalah Rusia yang melaporkan 8.855 kasus baru virus corona pada hari Sabtu. Ini membuat jumlah total infeksi menjadi 458.689 orang. Dan pejabat kesehatan mengatakan 197 orang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Sedangkan Amerika Serikat masih mencatat sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, dengan total kasus terinfeksi yang dikonfirmasi sebanyak 1.891.690 orang dengan 109.192 kematian. Total kasus di dunia sekitar 6,7 juta orang.
Indonesia juga mencatat kasus baru pada hari Sabtu (6/6) sebanyak 993 kasus yang merupakan tertinggi sejak pertama dilaporkan kasus COVID-19 di Indonesia. Sedangkan total kasu telah mencapai 30.514 orang.
Brasil Ancam Keluar dari WHO
Sementara itu, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengancam akan mengikuti langkah AS untuk keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menuding organisasi di bawah PBB itu memiliki bias ideologi dalam penanganan pandemi virus corona.
Dia dinilai memiliki pandangan politik sama dengan Presiden AS, Donald Trump, dan mengatakan ekonomi AS sedang pulih dari pandemi corona. “Saya beri tahu Anda sekarang, Amerika Serikat meninggalkan WHO, dan kami sedang mempelajari itu di masa depan. WHO bekerja tanpa bias ideologis atau kami pergi," kata Bolsonaro, hari Sabtu (6/6).
Bolsonaro yang dijuluki “Trump dari kawasan Tropis” telah mengikuti beberapa langkah yang ditempuh Trump dalam menangani pandemi corona.
Dia, misalnya, menolak memberlakukan aturan pembatasan kegiatan yang diberlakukan sejumlah pemerintah negara bagian Brasil. Selain itu dia turut menggembar-gemborkan efek dari obat hydroxychloroquine dan chloroquine, yang kerap dipakai mengobati penyakit malaria.
WHO telah menangguhkan uji coba hydroxychloroquine setelah penelitian terhadap obat itu karena kekhawatiran tentang efek samping, dan efektivitasnya terhadap virus corona diragukan.
Beberapa waktu lalu sebagian besar peneliti di The Lancet dan Jurnal Pengobatan New England menarik kembali jurnal mereka dan mengatakan tidak bisa lagi menjamin data yang mereka buat mengenai obat itu.
Sementara itu di balik setiap polemik yang kerap muncul dari Bolsonaro, korban tewas akibat virus corona di Brasil terus meningkat.(Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...