Bulog: Daging Kerbau India Belum Masuk Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Pengadaan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), Wahyu, mengatakan daging kerbau impor dari India masih dalam proses verifikasi badan karantina India dan belum masuk ke Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya daging kerbau impor dari India akan masuk ke pelabuhan di Indonesia pada 20-25 Juli tahun ini. Wahyu membantah informasi yang beredar bahwa daging kerbau India telah masuk ke Indonesia.
“Daging kerbau belum (masuk). Masih dalam verifikasi badan karantina di India,” kata Wahyu menjawab pertanyaan satuharapan.com di Cikini, Jakarta, hari Kamis (28/7).
Bulog telah diberi tugas mengimpor 10.000 ton daging kerbau dari India sebagai strategi mengurangi lonjakan harga daging dan mengurangi ketergantungan pada impor dari Australia.
Wahyu membenarkan Bulog ditugaskan mengimpor 10.000 ton daging kerbau dari India dan saat ini masih menunggu proses verifikasi badan karantina India. “Daging kerbau 10.000 penugasannya,” katanya.
Sementara mengenai ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK), Wahyu mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian untuk menjamin daging aman untuk di konsumsi masyarakat Indonesia.
“Itu harus ke Kementerian Pertanian. Kalau izin sudah diterbitkan, Permentan dan pokoknya semua sudah ada berarti sudah aman untuk hal-hal seperti itu (PMK) di Kementerian Pertanian ranahnya,” dia menegaskan.
Pemerintah Indonesia baru saja mengesahkan peraturan yang memungkinkan impor daging sapi dan atau daging kerbau dari negara-negara dengan zona bebas PMK, dengan persyaratan tertentu dan dengan kondisi yang mencakup kurangnya pasokan atau situasi darurat.
India masih belum diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia sebagai negara bebas PMK, tapi India mengatakan memiliki beberapa zona bebas penyakit itu.
DPR Tidak Setuju
Sebelumnya anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana Kementerian Pertanian yang ingin mengimpor daging kerbau dari India sebagai upaya menurunkan harga daging.
"Jika pemerintah ingin melakukan impor daging kerbau, harus betul-betul memenuhi sesuai mekanisme aturan yang ada. Selain itu, masyarakat Indonesia tidak biasa dengan makan daging kerbau," kata Firman Soebagyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, hari Sabtu (16/7).
Menurut Firman, dirinya menolak kebijakan impor daging kerbau itu dengan alasan bahwa keputusan tersebut bertentangan dengan budaya konsumen di Indonesia.
Politisi Partai Golkar itu berpendapat, tujuan pemerintah mengimpor daging kerbau adalah menyiasati agar harga daging sapi bisa turun hingga dibawah Rp 80.000 per kilogram.
Dia menyatakan tidak benar apabila pasar Indonesia ingin dijadikan seperti Malaysia yang biasa memakan daging kerbau dan memiliki kebutuhan dan struktur pasar niaga daging yang sangat berbeda.
"Pemerintah selama ini tetap saja tak mempertimbangkan terhadap nasib para peternak-peternak lokal. Karena pada akhirnya nanti, ada pemaksaan kehendak dari pemerintah terhadap masyarakat yang terbiasa makan daging sapi untuk mengosumsi daging kerbau," katanya.
Firman menegaskan bila Kementan tetap bersikeras mengimpor daging kerbau tanpa mempertimbangkan faktor sosiologis maka yang dirugikan akibat kebijakan tersebut adalah masyarakat yang saat ini masih menggantungkan hidupnya kepada sektor peternakan karena akan mematikan posisi penghasilan petani lokal.
Untuk itu, kata dia, pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan sebaiknya mempertimbangkan untung rugi khususnya yang bersentuhan dengan dapur rakyat kecil.
Sebelumnya, Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah untuk menunda rencana pemasukan atau impor daging kerbau dari India pada Juli 2016, mengingat negara itu hingga saat ini belum bebas dari PMK.
Ketua PPSKI Teguh Boediyana di Jakarta, hari Selasa (12/7), menyatakan, pihaknya telah mengirimkan surat permintaan penundaan pemasukan daging kerbau dari India tersebut kepada Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertanian dan mantan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.
"Kami Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia meminta dengan sangat kepada Pemerintah agar menunda pemasukan daging kerbau dari India atau setidaknya menunda distribusi daging kerbau tersebut ke pasar," katanya.
PPSKI mengungkapkan sejumlah alasan terkait permintaan penundaan pemasukan daging kerbau asal India tersebut yakni, memasukkan hewan atau produk hewan ruminansia dari negara yang belum bebas PMK sesungguhnya sangat berisiko besar.
Teguh menegaskan, saat ini Indonesia dinyatakan oleh OIE (Badan Kesehatan Hewan Internasional) sebagai negara yang statusnya bebas PMK, sementara itu menurut Resolusi No.15 OIE Mei 2016, India pada saat ini masuk dalam kategori negara yang belum bebas PMK baik untuk negara maupun zona.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...