BUMN Harus Siap Jadi Pemain Global
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Menteri BUMN Rini Soemarno menggelar Focus Group Discussion (FGD) "Road Map BUMN" Tahun 2016-2019 dengan berbagai target yang akan dicapai di tujuh bidang usaha yang ditangani perusahaan milik negara.
"BUMN harus terus berbenah. Ini betul-betul memberikan gambaran bahwa kita komitmen terus melakukan sinergi atas BUMN sehingga bisa menjadi lebih kuat dan makin tangguh dapat menjadi pemain global dan juga dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016," kata Rini, saat penutupan FDG yang melibatkan 119 Dirut BUMN di atas Kapal Kelud milik PT Pelni (Persero), di Semarang, hari Minggu (22/11).
Di depan awak media Rini mengawali dengan memberikan keterangan pers soal pentingnya penggelaran FGD tersebut.
Di sepanjang pelayaran dari Tanjung Priok menuju Pulau Karimun, Jawa Tengah, yang menempuh waktu 36 jam tersebut, FGD digelar tertutup dengan penekanan pada masing-masing bidang kedeputian meliputi, Usaha Agro dan Farmasi, Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata.
Selanjutnya bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan. Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan. Usaha bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, dan Bidang Infrastruktur bisnis.
Usai FGD, Rini meminta masing-masing Deputi BUMN di depan awak media untuk memaparkan secara garis besar target-target dan rencana bisnis yang akan ditempuh dalam beberapa tahun ke depan.
Edwin Hidayat, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata memaparkan soal pengembangan BUMN Pariwisata yang disinergikan dengan BUMN Transportasi.
"Konsep sinergi ini ditekankan pada dua hal yaitu `tangible dan intangible`, meningkatkan aksesibilitas ke lokasi-lokasi pariwisata dan pengembangan fasilitas layanan wisata secara langsung," kata Edwin.
Sinergi tersebut meliputi tiga BUMN Pariwisata yaitu PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development (ITDC).
Sedangkan BUMN Transportasi terdiri atas PT Angkasa Pura II, PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Pelindo I-IV, PT Pelni dan Damri.
Sedangkan dari sisi energi diwacanakan penggabungan pengelolaan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dengan pipa gas milik PT Pertagas, anak usaha Pertamina.
Penggabungan pipa gas PGN dan Pertagas ini sangat dibutuhkan terutama untuk kebutuhan pembangkit PLN dalam rangka pengadaan listrik 35.000 MW, termasuk melibatkan PT Batubara Bukit Asam dan PT Energy Management Indonesia (EMI).
Sektor Usaha Agro dan Farmasi, salah satu fokus pada ketahanan pangan dengan meningkatkan peran Perum Bulog sebagai penggerak utama untuk merealisasikan ketersediaan, jangkauan dan kualitas.
Pada sektor Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan, terkait pembangunan jalan tol, jalur kereta api, pelabuhan.
Pada Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan salah satu fokus adalah menegaskan keterjangkauan akses jasa keuangan di masyarakat, dengan penguatan pada usaha asuransi serta pengembangan BPD Syariah.
Sementara pada Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, melalui Deputi Aloysius K Ro mengatakan dalam jangka menengah Kementerian BUMN akan melakukan `right sizing` (penyesuaian jumlah) BUMN dari saat ini 119 perusahaan menjadi hanya 85 BUMN.
Opsi `right sizing` yang akan ditempuh meliputi pembentukan holding melalui merger, akuisisi maupun penggabungan di sejumlah sektor usaha, seperti pelabuhan, energi, pertambangan, jasa keuangan, infrastruktur dan sektor lainnya.
"Dalam empat tahun ke depan atau 2019, program ini diharapkan sudah terealisasi. Pengurangan jumlah BUMN dimaksudkan agar korporasi menjadi lebih kuat dan lincah, serta mampu bersaing secara internasional," tegasnya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...