Bunga Pukul Empat, "Queen of the Night" Berkhasiat Obat
SATUHARAPAN.COM – Nama tanaman hias ini memang bunga pukul empat. Dalam bahasa Inggris pun, namanya four o’clock plant atau four o’clock flower. Nama itu merujuk pada waktu berbunga, biasanya mekar pada pukul empat sore karena adanya rangsangan cahaya, gerakan itu dinamakan dengan fotonasti. Bunga mekar pada waktu sore hingga esok pagi, mengeluarkan aroma wangi pada malam hari, kemudian menutup lagi.
Selama ini bunga pukul empat “hanya” dikenal sebagai tanaman hias, yang ditanam di halaman rumah, atau sebagai tanaman pembatas pagar di kompleks perumahan. Namun, ternyata bunga pukul empat sejak dulu telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1967), mendeskripsikan tanaman ini sebagai tanaman hias berbatang basah, tegak, tinggi mencapai lebih kurang 50 cm. Pustaka lain menyebutkan tinggi tanaman dapat mencapai 80 cm.
Bunganya berbentuk terompet, berwarna ungu kemerahan, kuning, putih, jingga.
Daunnya berbentuk jantung, berwarna hijau, meruncing pada ujungnya, dengan panjang mencapai 2–11 cm dengan lebar 8 mm-7 cm. Tangkai daunnnya mempunyai panjang 6mm-6 cm.
Buahnya yang keras berwarna hitam, berbentuk bulat telur, dalam tudung bunga yang lepas dan barut, bisa dibuat sebagai bedak.
Selain itu, tanaman ini juga mempunyai akar berbentuk umbi berwarna cokelat kehitaman dengan isi berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 7–9 cm berdiameter 2–5 cm.
Bunga pukul empat termasuk dalam kelas Dicotyledones, yaitu kelas tumbuhan yang mempunyai biji keping dua, mempunyai kelopak dengan kelipatan 4 sampai 5, serta urat daunnya yang menjari. Nama ilmiahnya Mirabilis jalapa, L. “Mirabilis”, dalam bahasa Latin, berarti cantik atau indah, sementara “jalapa” adalah nama tempat yang sangat umum di Amerika Tengah dan Amerika Utara.
Wikipedia menyebutkan tanaman ini berasal dari Amerika Tengah, tak mengherankan juga disebut dengan nama “marvel of Peru”. Mirabilis jalapa dibudidayakan oleh warga Indian Aztec selain sebagai tanaman hias, juga untuk obat herbal. Wikipedia juga menyebutkan tanaman hias ini dibudidayakan secara luas dari tempat aslinya di daerah Andes di wilayah Peru pada 1540.
Dari daerah asalnya, bunga pukul empat menyebar ke seluruh daerah beriklim sedang dan beriklim tropis. Di tempat penyebarannya, kita bisa menjumpainya di dataran rendah maupun perbukitan yang banyak mendapat sinar matahari.
Sastroamidjojo dalam buku Obat Asli Indonesia juga menyebut nama tanaman hias ini bunga pagi-sore, bunga waktu kecil, tegerat, kederat, dan segerat.
Di daerah penyebaran lain, seperti dapat dibaca di Wikipedia, namanya pun beraneka ragam. Di antaranya sandhyamalati atau bunga sore (Bangladesh), gul adnan (Pakistan, dalam bahasa Urdu), hendirikka (Sri Lanka), andhi mandhaarai (Tamil Nadu), dan sandhyamaloti (Bengali).
Di Thailand, tanaman ini dinamakan bÄnyÄn, yang berarti "evening blossom", sementara di Tiongkok disebut "shower flower" atau "rice boiling flower" dan di Hong Kong dinamakan "purple jasmine". Nama lainnya adalah oshiroi-bana (Jepang), laleh abbasi (Persia).
Waktu mekar pada malam hari itu pula yang menyebabkannya dinamakan nachtschone (Belanda) dan Belle de nuit (Prancis), yang berarti "beauty of the night". Sementara itu di Italia dinamakan "bella di notte", yang berarti "beautiful during night".
Bunga pukul empat dinamakan “queen of the night” dalam versi bahasa masing-masing di Rumania dan Israel.
Manfaat dan Khasiat Bunga Pukul Empat
Selain bunganya yang indah, Wikipedia menyebutkan bunga pukul empat mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Kandungannya yang berupa betaxanthis, zat asam lemak, serta zat asam minyak, dapat digunakan sebagai obat pelancar sirkulasi darah dan peluruh air seni (diuretik). Bunga pukul empat juga disebutkan dimanfaatkan sebagai pereda radang amandel, radang tenggorokan, batuk berdarah, kanker, batu ginjal, batu empedu, dan kencing manis.
Salah satu di antara manfaatnya yang sangat penting bagi wanita adalah dapat mengatasi keputihan.
Sastroamidjojo dalam buku Obat Asli Indonesia, juga menyebutkan bunga pukul empat sejak dulu dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Akarnya yang tua, dipercaya sebagai purgans kuat. Daunnya dimanfaatkan sebagai obat bisul, dengan cara melayukan di atas api dan mencampurkannya dengan minyak kelapa, meremasnya, dan membalurkannya di atas bisul.
Bijinya, yang disebutkan beracun, dimanfaatkan sebagai bedak.
Wikipedia menyebutkan bunganya juga dimanfaatkan untuk bahan pewarna makanan, untuk kue-kue dan jeli.
Editor : Sotyati
Pemerhati Lingkungan Tolak Kekah Keluar Natuna
NATUNA, SATUHARAPAN.COM - Pemerhati Lingkungan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menolak h...