Bupati Tunda Ganti Camat 'Non-Muslim' Pajangan
BANTUL, SATUHARAPAN.COM - Sebuah perkembangan baru terjadi pada kasus Camat Pajangan, Yulius Suharta, yang sebelumnya direncanakan akan diganti karena ia bukan Muslim. Kantor berita KBR memberitakan Bupati Bantul, Suharsono, mengatakan hari ini (10/1) akan mempertahankankan Yulius dan akan mengambil keputusan awal bulan depan. Pada saat yang saia, ia mengatakan tetap menghormati aspirasi sebagian warga yang menginginkan Yulius nonaktif sebagai camat Pajangan.
"Permintaan (untuk mengganti, Red) saya terima, tapi tidak lantas menonjobkan Pak Camat. Kerja aja belum dan tidak ada kesalahan. Yang jelas saya tidak akan memecat. Kasihan dia. Kita memilih itu kinerjanya bukan orang itu Islam atau Protestan atau Katolik," kata Suharsono kepada KBR di ruang kerjanya, Selasa (10/1).
Terkait masukan agar Yulius dimutasi ke kecamatan Bambanglipura, Suharsono mengatakan masih akan mendiskusikan lebih lanjut dengan jajarannya.
"Keluhan saya tampung dulu. Sementara ini pelantikan ditunda dulu. Masukan ditukar ke Bambanglipura agar ikut mengelola gereja Ganjuran terbesar di Bantul. Saya diskusikan dengan teman-teman SKPD dulu. Keputusan (dipindah atau tidak) paling cepat bulan depan," lanjut dia.
Keputusan penundaan ini menyusul meluasnya pemberitaan perihal rencana penggantian camat Pajangan karena adanya tekanan dari sekelompok masyarakat yang menilai Yulius Suharta, yang beragama Katolik, tidak cocok dengan karakteristik masyarakat Pajangan. Peristiwa ini telah mendatangkan kritik dari berbagai kalangan, termasuk menyoroti Yogyakarta yang makin menunjukkan gejala intoleransi.
Sementara itu radarjogja.co.id melaporkan hal yang sedikit berbeda. Pergantian Camat Pajangan dilaporkan sudah final, tinggal menunggu waktu. Mengutip pernyataan salah seorang perwakilan warga Pajangan, Sapta Sarosa, perundingan dengan bupati sempat diwarnai tarik ulur dalam penentuan jadwal pelantikan calon pengganti Yulius.
Menurut bekas lurah Sendangsari Pajangan ini, bupati sempat menawarkan pergantian camat Pajangan paling cepat per 1 April. Tetapi kelompok yang menolaknya ingin lebih cepat.
”Namun tawaran kami tolak. Masyarakat Pajangan tetap meminta pergantian dilakukan secepatnya. Jadi, pak bupati meminta waktu untuk membenahi,” ucapnya usai audiensi yang digelar di ruang kerja bupati.
Menurut Sapta, proses pergantian Yulius akhirnya dibatasi paling lambat akhir bulan ini. Suharsono sendiri, menurut radarjogja.co.id, membenarkan mengenai hasil pertemuan. Menurutnya, pergantian dapat dilakukan paling cepat bulan Februari. ”Besok siang (maksudnya hari ini, red) saya diskusikan lagi dengan teman-teman satuan kerja perangkat daerah (SKPD),” ujarnya.
Sementara itu camat Pajangan Yulius Suharta menyatakan dirinya telah dilantik 30 Desember 2016 dan telah mengikuti serah terima jabatan pada 6 Januari 2017. Yulius menyatakan saat ini tetap bekerja.
"Selama legalitas saat ini saya masih posisi ditugaskan di Kecamatan Pajangan. Sebagai aparat petugas pelaksana saya harus siap. Saya dengar ada penolakan. Secara khusus saya menunggu arahan dan keputusan bupati. Sampai nanti keluar surat yang baru ya saya tetap bertugas di sana (Pajangan). Kasihan masyarakat," kata Yulius kepada KBR.
Namun, sehubungan dengan adanya penolakan sejumlah warga, acara lepas sambut yang sedianya digelar Rabu, 11 Januari 2017 ditunda.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...