Bursa Seni Rupa ART|JOG|10 – 2017 Dibuka
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pameran dan bursa seni rupa ART|JOG 10 2017 resmi dibuka oleh GKR Mangkubumi mewakili Sri Sultan Hamengku Buwana X di pelataran Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat (19/5) malam.
Pembukaan ART|JOG 10 2017 diawali dengan penampilan permainan harpa, cello, dan acapella dari Hypnagogia. Dalam pembukaan juga diberikan penghargaan kepada perupa muda (Young Artist Award) yang dipilih dari empat belas perupa. YAA diberikan kepada Ida Bagus Pandega untuk karya instalasi berjudul Random and Constant serta Syaiful Aulia Garibaldi dengan karya To be Landscape.
Dalam sambutannya CEO ART|JOG Heri Pemad berharap dengan tema Changing Perspective penyelenggaraan ART|JOG 10-2017 mampu memberikan kesegaran, menambah wawasan sekaligus wadah berapresiasi bagi penikmatnya.
Sri Sultan Hamengku Buwana X memulai sambutan dengan menukil sumpah dokter-filosuf Yunani Hippocrates the art is too long the life is very shoort, bahwa kegiatan berkesenian tidak ada matinya sepanjang jaman karena dihidupi oleh kecintaan pada seni sebagai profesi dan panggilan jiwa.
"Kita harus melakukan lompatan pikiran non-linier dari yang diketahui ke yang tidak diketahui. Dari terra firma (daratan yang dikenal baik) ke terra incognita (daratan yang tak dikenal sama sekali). Saya menyambut baik dan mengapresiasi ART|JOG 2017 dengan harapan agar kegiatan seni ini dikembangkan sehinga lebih dikenal secara internasional dimana perlu partisipasi dan kontribusi bersama dari pihak-pihak yang peduli seni, guna mendukung penyelenggaraannya," kata Sri Sultan HB X dalam sambutan yang dibacakan oleh GKR Mangkubumi.
Pembukaan ART|JOG 10 2017 dihadiri tidak kurang 7.000 pengunjung yang memadati seluruh area pameran tiga lantai, booth merchandise, serta panggung yang dimeriahkan penampilan penyanyi jazz Tompi berkolaborasi dengan penyanyi langgam Sruti Respati. Selain tampil di pembukaan ART|JOG 10 2017, Tompi turut pula memamerkan empat karya fotografi hitam putihnya yang dicetak di atas acrylic.
"Ini adalah lahan berkesenian dimana bagi saya berharap efeknya bisa meredam orang-orang Indonesia yang reason akhir-akhir ini sangat emosionil. Panggung kesenian bisa meredam kebencian dan hal-hal negatif," kata Tompi dengan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ART|JOG kepada satuharapan.com sesaat setelah turun dari panggung.
Lebih lanjut Tompi menjelaskan bahwa tentunya tidak semua orang menjadi pekerja seni, paling tidak dengan orang datang dan menikmati (acara-acara kesenian) diharapkan bisa mengerti apa yang ditampilkan sehingga bisa menjadi jalur untuk mengeluarkan perasaan itu.
"Indonesia sangat darurat ruang publik. Interaksi orang, kalau saya lihat ini salah satu dampak dari orang terlalu asik bermedia sosial (melalui dunia maya) tanpa melibatkan dirinya di ruang publik yang sebenarnya," kata Tompi
Dengan kegiatan seperti ini Tompi berharap orang bisa saling bertemu, bisa bersosialisasi, memperbincangkan bahkan mencurahkan kegelisahannya yang itu jauh lebih bermanfaat.
"Mudah-mudahan Yogyakarta menularkan hal ini ke kota-kota lain. Indonesia tidak mempunyai banyak (ruang) yang seperti ini. Setau saya yang punya pameran sebesar ini baru Jakarta dan Yogyakarta. Saya tahu di Yogyakarta ada banyak pameran dan festival. Tanpa ada pameran sebesar ini pun, masih banyak pameran (lainnya di Yogyakarta). Yang saya maksudkan, kota-kota lain tidak punya banyak acara/pameran-pameran seperti ini," jelas Tompi mengakhiri perbincangan singkatnya dengan satuharapan.com.
Pameran dan bursa seni rupa ART|JOG 10 - 2017 akan berlangsung di Jogja National Museum, Yogyakarta hingga 19 Juni 2017 dengan performance art, film, musik, dan booth merchandise.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...