Buya Maarif: Reshuffle, Geliat Kabinet Jokowi untuk Mandiri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, menilai hasil perombakan Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dilakukan pada Selasa (12/8) dengan mengganti enam posisi menteri, belum ideal. Namun, dia melihat sudah ada gerakan agar Kabinet Kerja bekerja lebih mandiri.
Belum ideal, tapi sudah ada geliat untuk lebih mandiri.” ucap sosok yang akrab disapa Buya itu, usai menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Republik Indonesi, Joko Widodo, di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (13/8).
Dia melanjutkan, kemandirian yang dimaksud adalah terkait sikap Presiden Jokowi dalam menentukan posisi menteri untuk mengisi pos-pos di Kabinet Kerja. “Memang belum 100 persen, mungkin barus 60 sampai 70 persen ya,” ucap Buya.
Dia pun masih meragukan kinerja yang akan dihasilkan Kabinet Kerja yang telah dirombak tersebut. Sebab, permasalahan bangsa Indonesia sangat berat. “Saya antara optimis dan pesimis, kita beri waktu saja mereka untuk bekerja, karena persalan kita sangat berat,” kata Buya.
Terkait pergantian sosok di Sekretaris Kabinet, dari Andi Widjajanto ke Pramono Anung, Buya tidak melihat ada tekanan dari partai politik. Dia berharap, dengan masuknya Pramono Anung, hubungan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekanoputri, bisa menjadi lebih baik.
“Sangat oke, Pramono orang mampu. Mengerti negara, dan dia dari PDI Perjuangan,” ucap Buya.
“Di sini tidak ada tekanan politik, lagian kemarin (ketika Andi Widjajanto jabat Seskab), ada hubungan enak, jadi dengan masuknya Pramono, diharapkan Istana Presiden dan Teuku Umuar (kediaman Megawati) lebih baik,” dia menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Bahaya Aneurisma Otak dan Cara Penanganannya
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM - Dokter Subspesialis Aneurisma Mardjono Tjahjadi dari Mandaya Royal Hosp...