Buya Syafii Meninggal Dunia, Indonesia Kehilangan Guru Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kabar duka bagi Indonesia pada hari Jumat (27/5), karena salah satu putra terbaik bangsa meninggal dunia. Dia seorang cendekiawan Muslim dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau karib disapa Buya Syafii Maarif.
Dia meninggal dunia pada hari Jumat pukul 10:15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buya Syafii sempat dirawat di RS tersebut sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas. Pada Maret 2022, Buya Syafii juga sempat dirawat di rumah sakit yang sama karena mengalami serangan jantung ringan.
Meninggalnya Buya Syafii bukan hanya duka bagi warga Muhammadiyah, namun juga bagi umat Islam dan segenap bangsa Indonesia, karena peran dan keteladanan dia dalam kehidupan berbangsa.
Teguh Memegang Prinsip
Buya Syafii dikenal sebagai tokoh bangsa yang tidak haus harta dan kekuasaan. Syafii juga dikenal sebagai sosok pantang menyerah serta teguh memegang prinsip. Nilai-nilai ajaran agama sangat kental mewarnai sikap dan kepribadiannya.
Menurut Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Buya Syafii adalah sosok teladandalam kesederhanaan dan keteguhan dalam memegang prinsip kebenaran.
Menag mengungkapkan kenangan berkesan saat Buya menyempatkan diri hadir dan menyampaikan Pidato Budaya di arena Kongres XV GP Ansor yang berlangsung di Ponpes Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta pada 2015.
Buya Syafii, dalam catatan satuharapan.com dikenal memiliki sikap kritis terhadap situasi kehidupan bangsa dan negara, pernyataannya berani, namun bijak. Keberpihakannya kepada kemanusiaan, kebangsaan sangat kentara, Dan sikap demikian beriringan dengan hidupnya yang sederhana.
Karir Buya Syafii
Cendekiawan yang pernyataannya menyejukkan ini lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau, pada 31 Mei 1935, dari satu keluarga yang sederhana.
Dia belajar pendidikan di jurusan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta, dan Buya Syafii semasa muda pernah bekerja sebagtai guru mengaji, buruh, pelayan toko, berdagang serta guru honorer. Dia juga pernah menjadi jurnalis dan menjadi redaktur majalah Suara Muhammadiyah, dan pernah menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI.
Syafrii muda juga dikenal sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam pendidikan, dia meraih gelar master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, Amerika Serikat. Gelar doktor diperolehnya dari program studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasinya berjudul "Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia".
Syafii menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005, menggantikan Amien Rais. Setelah tak lagi menjabat di PP Muhammadiyah, Syafii kemudian aktif di lembaga advokasi dan pendidikan yang didirikannya, yakni Maarif Institute.
Syafii juga dikenal sebagai penulis. Banyak pemikirannya yang mewarnai dunia Islam. Pada Tahun 2015 Syafii pernah menjadi Ketua Tim Independen yang mengatasi konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri.
Sejak 28 Februari 2018 hingga akhir hayatnya, Buya Syafii menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Buya Syafii juga menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).
Perginya Guru Bangsa
Berbagai tokoh dan pejabat negeri mengucapkan rasa duka mendalam atas berpulangnya Buya Syafii, salah satunya adalah Presiden Joko Widodo.
"Atas nama pemerintah, rakyat Indonesia, saya menyampaikan belasungkawa yang dalam atas berpulangnya Buya Syafii. Semoga segala amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT, diampuni kesalahannya dan segenap keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah," kata Jokowi, melalui akun Instagramnya.
Presiden Jokowi dua bulan lalu yang sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman."Dua bulan lalu, saya datang menjenguk Buya Syafii di kediamannya di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, saat beliau baru keluar dari rumah sakit, seusai perawatan selama beberapa hari. Saat itu, beliau sudah sehat dan terlihat bugar," kata Presiden.
Presiden Jokowi menyebut Buya Syafii sebagai tokoh bangsa yang dicintai. "Selamat jalan Sang Guru Bangsa," ucap Jokowi.
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengucapkan belasungkawa yang mendalam. "Wapres mengucapkan bela sungkawa mendalam. Abah merasa sedih kehilangan tokoh besar sebagai perekat bangsa," kata Masduki.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan Indonesia telah kehilangan guru bangsa atas wafatnya Syafii.
Di mata Yaqut, Buya Syafii tidak hanya intelektual, tapi juga sosok ulama. Buya Syafii menginspirasi banyak orang, termasuk dirinya dalam konsistensi membela kebenaran, menjaga NKRI serta merawat kerukunan umat beragama.
"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam," kata Yaqut.
Selamat jalan Buya. Semoga jannah (surga) menjadi tempat kekalmu. Kami akan melanjutkan semangat Buya untuk membangun Indonesia tercinta.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...