Camat Pajangan Diganti Mendadak karena Bukan Muslim
BANTUL, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Bantul akhirnya memutuskan mengganti camat Kecamatan Pajangan yang beragama Katolik, Yulius Suharta, setelah mendapat penolakan dari warga. Sebagian besar penduduk wilayah itu Muslim.
Bupati Bantul, Suharsono, seperti dilaporkan oleh The Jakarta Post, mengatakan keputusan itu dibuat setelah pertemuan dengan tokoh-tokoh dari kecamatan Pajangan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Senin (9/1). Dalam pertemuan tersebut, sebagian besar fraksi di DPRD Bantul setuju untuk mengganti Yulius dengan seorang Muslim.
"Kami akan pindahkan dia ke Kecamatan Bambanglipuro, di mana jumlah penduduk non-Muslim lebih tinggi," kata Suharsono setelah pertemuan.
Ia mengatakan penolakan warga terkait dengan insiden di mana sebuah kelompok Muslim, Forum Jihad Indoensia (FJI), memprotes acara peresmian patung Yesus berukuran besar, yang disebut Patung Wajah Kerahiman, di Gereja Yakobus Alfeus di Pajangan pada Oktober tahun lalu.
Bupati mengatakan, warga masih emosional karena upacara peresmian patung itu melibatkan perempuan Muslim.
Pada bulan Oktober, dalam sebuah gambar tampak para wanita, semua mengenakan jilbab berpose dengan patung, dan menjadi viral.
"Manusia bisa berbuat salah, atau membuat kesalahan," kata bupati, mengacu pada keputusannya menempatkan Yulius di Kecamatan Pajangan.
Dia mengatakan Yulius akan digantikan bulan depan.
Sorang tokoh masyarakat Pajangan, Temu Panggih Raharjo, mengatakan penunjukan Yulius tidak cocok dengan kondisi psikologis warga setelah kasus patung Yesus di Gereja Alfeus Yakobus.
Yulius mengatakan dia siap bekerja di tempat yang baru. Dia ditunjuk di Pajangan pada 30 Desember.
Desakan Masyarakat
Sebelumnya, sorotbantul.com melaporkan sejumlah anggota DPRD Bantul yang duduk di Komisi A dan unsur fraksi menyatakan mendukung aspirasi yang disampaikan warga Kecamatan Pajangan yang menginginkan penggantian camat terlantik. Warga memprotes kebijakan Bupati Bantul karena telah menempatkan seorang camat dari kalangan non Muslim.
Anggota Komisi A dari Fraksi Nasional Bintang Demokrat, Sapto Sarosa, mengungkapkan, sangat memahami ketidak nyamanan warga Pajangan yang mayoritas dari kalangan Muslim. Mantan Kepala Desa Sendangsari ini bahkan ikut merasakan langsung suasana itu karena berdomisili di wilayah Pajangan.
“Saya tahu persis penduduk Pajangan adalah mayoritas umat Muslim, dari total jumlah penduduk 28.176 jiwa, 27.622 jiwa adalah umat Muslim. Jadi tidak ada 1 persen pun umat dari kalangan non Muslim. Saya sepakat dengan warga untuk penggantian camat yang baru,” ungkap Sapto Sarosa, dijumpai usai menerima warga Pajangan, Jum’at (6/1) sore.
Ungkapan senada disampaikan anggota Komisi A dari Fraksi PPP, Suwandi, yang menganggap penempatan camat non Muslim di Pajangan sebagai langkah tidak tepat. Di era pemerintahan bupati dua periode yang lalu, hal yang sama pernah terjadi dan warga juga menolak camat dari kalangan non Muslim.
“Sebenarnya saya sudah merasakan ketika melihat komposisi pelantikan pejabat beberapa waktu lalu. Ini sama saja membuat perkoro di Pajangan,” ujarnya.
Lebih tegas lagi, Ketua Komisi A, Amir Syarifuddin, mengatakan sangat sepakat dan 100 persen mendukung keinginan warga Pajangan. Ia mengaku banyak mendapat informasi dari warga yang menyatakan akan melakukan unjurasa jika camat yang baru tidak segera diganti. Amir berjanji akan langsung menghadap Bupati Bantul untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Ini bukan pertama kali camat Pajangan yang baru dilantik diganti. Menurut warga, beberapa tahun lalu Pajangan juga pernah memiliki camat baru. Tapi, pejabat baru itu langsung diganti sepuluh hari usai pelantikan.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...