Cara Ahok Curi Hati di Kampung Betawi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lama tinggal di Jakarta membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa bertanggung jawab tak lantas menyingkirkan budaya Betawi di tengah gerusan zaman. Dengan gaya bicaranya yang khas, pria yang akrab disapa Ahok ini mencuri hati masyarakat Betawi untuk melestarikan budaya turun-temurun dengan sebuah pantun.
“Pergi ke Ciawi beli baju, baju dibeli dapat satu. Budaya Betawi pasti akan maju, kalau semua peduli dan bersatu.” Begitulah pantun yang dilantunkan Ahok saat berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (19/4) siang seperti dikutip laman resmi milik Pemprov DKI beritajakarta.com.
Seusai berpantun, warga sekitar langsung menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. Menurut Ahok, DKI Jakarta sejak masa kepemimpinan Joko Widodo juga telah berupaya melestarikan budaya Betawi. Pelestarian budaya Betawi yang telah dilakukan, di antaranya mewajibkan PNS DKI mengenakan baju khas Betawi setiap hari Jumat.
Tak hanya melestarikan pantun, mantan politikus Gerindra ini juga ingin jika nanti pensiun dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, foto dirinya yang terpampang di Balai Kota ialah gambar diri yang mengenakan pakaian khas Betawi.
"Nanti kalau saya berhenti jadi Gubernur, foto saya di balai kota harus pakai baju sadariah. Kan belum ada yang kayak gitu fotonya," kata dia.
Selain itu, Ahok menyatakan komitmennya untuk membeli ratusan hektare lahan di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pembelian lahan dimaksudkan untuk kepentingan pelestarian budaya Betawi serta menambah ruang terbuka hijau (RTH).
Ini kan sudah diperdakan 289 hektare. Kita mungkin baru kuasai 30 hektare, sama danau 60 hektare. Saya sudah kirim BBM Kepala Dinas Pariwisata, Walikota Jakarta Selatan, sama Kepala UPT-nya, kita harus beli lahan," kata Ahok seusai bertemu warga.
Ahok inginpelestarian budaya tidak sekadar terfokus pada pembangunan fisik semata, tetapi perlu ada kombinasi dengan tersedianya tempat bagi kelestarian budaya Betawi.
"Saya katakan harusnya jangan fokus di pembangunan gedung, kita fokus bebaskan lahan. Tidak mungkin sanggar budaya bisa hidup di Jakarta, kalau Anda tidak menyediakan tempat. Jadi kalau sudah tersedia lahan seluas ini, tinggal kita mengembalikan budaya Betawi di kawasan Setu Babakan," ujarnya.
Selain itu, Ahok juga menginginkan sejumlah pohon langka asli Jakarta, misalnya pohon Semanggi dan Menteng ditanam di lahan yang telah dibebaskan oleh Pemprov DKI. Budaya Betawi yang identik dengan mengaji dan pencak silat atau bela diri juga diminta dikembangkan kembali sehingga masyarakat akan ramai berdatangan untuk melihat dan merasakan bagaimana hidup di budaya asli Jakarta yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan.
"Makanya kita mesti dorong, ini betul-betul jadi pusat budaya Betawi. Jadi kalau mau tahu budaya Betawi dulu seperti apa, pohonnya seperti apa ya di sini. Selain jadi tempat wisata, jadi tempat resapan air," kata dia. (beritajakarta.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...