Cara Mencegah Demensia Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lansia, terutama setelah usia 65 tahun, sering mengalami penurunan kognitif yang dapat mengarah pada gejala demensia.
Namun, bahkan tanpa diagnosis resmi, penurunan kognitif sering terjadi seiring bertambahnya usia.
Baik karena takut mengalami penurunan kognitif atau menyadari adanya masalah memori, terkadang dorongan kognitif dapat membantu.
Menurut artikel yang diterbitkan di PsyPost yang dikutip dari The Hindustan Times, Selasa (14/1), meskipun demensia sering muncul seiring bertambahnya usia, kebiasaan perilaku sepanjang masa dewasa dapat membantu mencegah atau menunda dampaknya.
Beberapa kebiasaan sehat yang dapat diterapkan meliputi berhenti merokok dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Selain mempertahankan kebiasaan sehat ini, banyak orang juga mulai menggunakan permainan pelatihan otak.
Pembuat permainan ini mengklaim bahwa permainan tersebut dapat membantu mencegah demensia sekaligus meningkatkan IQ.
Permainan pelatihan otak dirancang untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan berpikir cepat, dengan klaim bahwa manfaatnya juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa permainan bahkan dirancang untuk melatih kemampuan berpikir cepat, perhatian tingkat tinggi, dan fleksibilitas mental, yang disebut sebagai fungsi eksekutif.
Namun, sering kali keterampilan yang dipelajari melalui permainan ini tidak selalu dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga efeknya bersifat sementara.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Sage Journal, sekelompok peserta diminta untuk mencoba aktivitas baru seperti fotografi digital atau quilting.
Sementara itu, kelompok lain diminta melakukan aktivitas yang melibatkan sedikit pembelajaran aktif seperti bepergian atau memasak, atau aktivitas soliter seperti mengisi teka-teki silang, mendengarkan musik, atau menonton film klasik.
Setelah dinilai, ditemukan bahwa aktivitas baru dan menantang memberikan peningkatan yang lebih signifikan pada memori, kecepatan pemrosesan, dan kemampuan penalaran peserta.
Selama penelitian, pemindaian otak peserta dipelajari untuk memahami efek aktivitas baru dan menantang terhadap efisiensi otak mereka.
Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak waktu yang diinvestasikan peserta dalam aktivitas tersebut, semakin cepat otak mereka memecahkan masalah dan mengingat informasi.
Kurang Tidur Sebabkan Otak Menahan Banyak Kenangan Buruk
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Psycholog...