Cara Mengatasi Perubahan Aroma Tubuh karena Usia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Fakta bahwa bau tubuh berubah seiring bertambahnya usia tidak hanya berkaitan dengan penampilan dan perasaan, melainkan juga dipengaruhi dari cara Anda menciumnya.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa bau alami kita berubah seiring bertambahnya usia. Perubahannya seringkali tidak kentara dan belum tentu cukup mencolok untuk terlihat kecuali seseorang memiliki indra penciuman yang tajam," kata seorang praktisi pengobatan keluarga Texas Health Rumah Sakit Presbiterian Plano, Dr. Carlos Galindo, MD, seperti dilaporkan Livestrong pada Selasa (6/6) waktu setempat.
Perubahan bau badan karena faktor usia, sebagian orang menyebutnya "bau orang tua", tetapi hal itu sebenarnya normal dan terjadi pada hampir semua orang.
Menurut Dr. Galindo, “bau orang tua” disebut juga bau nonenal, dan itu hanyalah salah satu bagian dari proses penuaan.
Namun, dengan kebiasaan kebersihan dan gaya hidup yang sehat, bau nonenal biasanya tidak begitu terlihat.
Lantas apa sebenarnya yang bisa membuat seseorang memiliki bau berbeda saat bertambah tua?
Bau kulit berhubungan dengan interaksi antara sekresi kelenjar kulit (seperti keringat) dan bakteri di kulit. Seiring bertambahnya usia, sekresi kulit dan bakteri kita cenderung berubah, menghasilkan sedikit perbedaan bau badan, kata Dr. Galindo.
Baunya, yang digambarkan sebagian orang sebagai sedikit apak, telah diidentifikasi oleh para ilmuwan bau sebagai 2-nonenal. Terdeteksi secara eksklusif pada orang dewasa di atas 40 tahun, hal itu dapat terjadi ketika asam lemak tak jenuh terdegradasi dan lipid teroksidasi terbentuk pada kulit, menurut studi penting April 2001 di Journal of Investigative Dermatology.
Pergeseran kecil bau badan ini adalah bagian alami dan normal dari proses penuaan. Namun hal lain juga bisa menjadi faktor. Pergeseran hormonal yang terjadi saat menopause, misalnya, bisa memicu hot flashes yang menyebabkan peningkatan keringat, yang bisa membuat bau badan lebih kentara.
Kondisi medis yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia - seperti diabetes, asam urat, penyakit hati, atau penyakit ginjal - juga dapat menyebabkan perubahan cara penciuman seseorang, menurut Klinik Cleveland.
Berikut adalah sejumlah kiat untuk mengurangi bau badan terkait dengan usia.
1. Mandi secara teratur
Bau badan yang tidak diinginkan bisa terjadi saat keringat — yang awalnya tidak berbau — bercampur dengan bakteri di permukaan kulit. Mencuci dengan sabun secara teratur dapat mencegah penumpukan bakteri kulit, guna mencegah bau tidak sedap saat tubuh berkeringat.
2. Gunakan antiperspiran
Antiperspiran bekerja dengan memblokir sementara kelenjar keringat tubuh untuk menghentikan keringat, sehingga keringat tidak bercampur dengan bakteri dan menimbulkan bau. Antiperspiran berbeda dengan deodoran, yang menutupi bau tetapi tidak menghentikan keringat.
3. Perhatikan jenis makanan
Makanan seperti bawang bombay, bawang putih, kol, brokoli, kembang kol, daging merah, alkohol, dan makanan berbumbu semuanya berpotensi membuat bau keringat menjadi lebih buruk.
Di sisi lain, diet kaya buah-buahan dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat membantu menjaga kesehatan kulit, meningkatkan tingkat bakteri yang lebih sehat yang dapat membantu menjaga bau badan.
4. Berolahraga teratur
Tentu, Anda mungkin berkeringat saat berolahraga. Tetapi aktivitas fisik secara teratur adalah hal lain yang dapat mendukung bakteri kulit yang sehat.
5. Jaga stres
Pastikan untuk menemukan cara menghilangkan stres secara teratur. Stres dapat mengaktifkan kelenjar keringat dan meningkatkan bau badan.
Cobalah beberapa putaran latihan pernapasan dalam, peregangan, jalan cepat, memainkan musik yang menenangkan, atau bahkan menonton pertunjukan yang membuat Anda tertawa. Menurut Harvard Health Publishing, bila dilakukan secara teratur, semua metode ini dapat membantu menurunkan stres.
Sedikit perubahan bau badan adalah bagian normal dari penuaan. Namun, menurut Klinik Cleveland, terkadang bau baru yang tidak biasa bisa menjadi pertanda kemungkinan masalah kesehatan, seperti masalah hati atau ginjal, atau masalah metabolisme, seperti kelainan tiroid atau diabetes.
"Selalu periksa dengan dokter pribadi Anda jika ada bau yang mengkhawatirkan atau tampaknya bersifat menyengat," kata Dr. Galindo. Hal yang sama berlaku untuk perubahan bau urin atau napas Anda.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...