CCTD UKSW Kembali Gelar Workshop Berpikir Kritis
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Pusat Studi Center of Critical Thinking Development (CCTD) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga belum lama ini menggelar penutupan Workshop Berpikir Kritis Batch 2. Kegiatan yang ditutup dengan presentasi draft tulisan, silabus serta pembahasan rencana tindak lanjut (RTL) ini diikuti oleh 12 dosen peserta.
Ricky Arnold Nggili MM, selaku peneliti dan pengembang program CCTD, mengatakan workshop tersebut dimulai sejak 24 Juni lalu dan berkelanjutan hingga sepuluh kali pertemuan. Kegiatan dilakukan secara rutin setiap Senin pukul 16.00-18.00 bertempat di ruang F106.
“Worskhop Berpikir Kritis rencananya akan terus digelar secara rutin dengan maksud mendorong pembelajaran bersama agar terbentuk kesamaan persepsi antara aktivis akademik di lingkungan UKSW. Hal ini merupakan upaya pengarusutamaan pemikiran kritis di UKSW,” tutur Ricky.
Materi-materi yang dibahas, disebutkan Ricky, mengusung topik seperti What Stages of Your Critical Thinking; Mengatasi Egosentrisitas dan Sosiosentrisitas; Universal Intellectual Standart; Elements of Reasoning; Intellectual Traits (Kebajikan Intelektual); Socratic Disccusion; dan Implementasi Berpikir Kritis dalam empat domain aktivitas akademik, yaitu Mendengar (Critical Listening), Membaca (Critical Reading), Menulis (Critical Writing), dan Berbicara (Critical Speaking).
Ricky menambahkan, sebagai luaran kegiatan setiap peserta membuat silabus matakuliah berpikir kritis yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fakultas atau program studi, draft tulisan ilmiah populer, dan definisi berpikir kritis.
Diskusikan Nilai UKSW
“Karena terdapat 12 peserta, maka dihasilkan 12 silabus, 12 artikel, dan 12 definisi berpikir kritis. Tulisan masih dalam bentuk draf sesuai template critical writing, yang akan diselesaikan dalam dua bulan setelah penutupan kegiatan. Tidak hanya itu, peserta juga telah mendiskusikan nilai-nilai UKSW untuk dimasukkan dalam standar intelektual dan kebajikan intelektual (intellectual traits),” ia menambahkan.
Standar-standar tersebut dikatakan Ricky merupakan sebuah model berpikir kritis yang khas UKSW dan saat ini tengah dicoba untuk diinisiasi. Ke depan diharapkan dapat dilanjutkan dengan diskusi-diskusi pematangan. Sementara itu, dalam RTL yang menjadi kegiatan terakhir Workshop Berpikir Kritis telah disepakati adanya diskusi-diskusi rutin dan penelitian-penelitian internal kampus dalam rangka pengembangan keterampilan berpikir kritis di UKSW.
Ricky menegaskan, pemikiran kritis merupakan tools untuk melakukan aktivitas-aktivitas penalaran secara berkualitas berdasarkan standar-standar objektif dan kriteria baku, dengan tujuan akhir menciptakan sikap intelektual yang rendah hati (intellectual humility) dan adil (fair-minded). Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan warga akademik yang kritis, kreatif, inovatif dan takut Tuhan sesuai dengan visi dan nilai-nilai UKSW. (uksw.edu)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...