CDC Desak Pemantauan Aktif Pekerja yang Berisiko Tertular Ebola
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/10) mengeluarkan pedoman baru mendesak pemantauan aktif orang-orang yang berisiko tertular ebola, setelah kembali dari Afrika barat dan sempat direkomendasi untuk dikarantina secara ketat.
“Pemantauan aktif langsung” berarti orang dengan kategori risiko tinggi ini harus diperiksa untuk demam harian selama 21 hari, dan harus membatasi perjalanan dan aktivitas publiknya selama periode inkubasi virus itu,” kata Centers for Disease Control Prevention (CDC) dalam sebuah pembaruan dari pedoman yang dikeluarkan sebelumnya.
Mereka yang berisiko tinggi tertular ebola, meliputi para pekerja kesehatan yang terkena jarum suntik, atau cairan dari penderita yang mengenai mata atau kulit mereka.
Kategori risiko tinggi juga, meliputi mereka yang bekerja dengan cairan tubuh penderita, tanpa mengenakan alat perlindungan pribadi, mereka yang meyentuh jasad penderita ebola, atau anggota keluarga yang merawat pasien ebola.
“Pemantauan itu menandakan seseorang yang bertanggung jawab di departemen kesehatan setempat, atau negara bagian memantau suhu orang tersebut, berbincang-bincang dengan mereka setiap harinya termasuk melakukan pemeriksaan atas potensi gejala ebola, dan meninjau rencana aktivitas harian mereka, “ujar kepala CDC Tom Frieden.
“Hal itu, kami anggap merupakan kebijakan kesehatan publik yang sangat baik, “katanya kepada para wartawan.
Seperti kita ketahui, mengenai ebola, bahwa ketika orang semakin sakit parah, mereka akan semakin menularkan virus itu, jadi pada awal gejala penyakit ini, sangat kecil kemungkinan untuk menularkannya. Dibandingkan pada tahap akhir penyakit tersebut, saat orang yang sakit parah tersebut mengeluarkan virus dalam jumlah besar. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...