CDC: Varian B.1.1.7 Dominan di Amerika Serikat
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Varian B.1.1.7 dari virus corona sekarang diketahui dominan di seluruh area yang ditemukan kasus hingga dua pertiga dari populasi di Amerika Serikat. Salah satu penasihat utama untuk COVID-19 pada Presiden Joe Biden mengatakan itu menyebar lebih mudah dan kemungkinan menyebabkan gejala yang lebih serius.
Varian tersebut, awalnya ditemukan di Inggris, dominan di lima dari 10 wilayah tempat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengelompokkan populasi AS. CDC mengidentifikasi daerah-daerah itu pada hari Jumat (2/4), dan mengatakan mereka mencakup sebagian besar pesisir Timur, dari New York ke selatan di Florida, serta Midwest dan sebagian besar Sunbelt. Sekitar 220 juta orang, atau dua pertiga dari populasi AS, tinggal di lima wilayah tersebut.
Direktur CDC, Rochelle Walensky, dikutip Bloomberg, mengatakan pada 31 Maret bahwa varian itu dominan di lima wilayah, dan mencapai empat persen hingga 35 persen kasus, bergantung pada wilayahnya. Saat itu, dia tidak mengidentifikasi wilayahnya, tetapi mengatakan varian tersebut mencapai 26% kasus secara nasional.
“Dari laporan yang kami lihat, kemungkinan besar bisa menjadi sedikit lebih serius, tetapi jelas lebih menular, kata Anthony Fauci, kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan pada hari Jumat (2/4) pada konferensi pers.
Varian ini dominan di wilayah 2, 3, 4, 5 dan 6, kata CDC dalam sebuah pernyataan, hari Jumat. Itu adalah wilayah yang berada di sekitar Kota New York, Washington, DC, Chicago, Atlanta, dan Dallas, sebuah area yang mencakup 26 negara bagian secara total.
Biden memuji langkah vaksinasi sambil memperingatkan bahwa kasus AS dan rawat inap terus meningkat. AS sekarang memvaksinasi tiga juta orang setiap hari. Sekitar 58 juta orang di AS telah divaksinasi penuh sejauh ini, dan hampir 102 juta orang telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin, menurut CDC.
Namun, peningkatan kasus mendorong Walensky untuk memperingatkan pada awal pekan ini tentang "malapetaka” yang akan datang tanpa perubahan arah.
“Kita berada di 64.000 kasus COVID baru hari ini, dan jumlah kami terus meningkat,” katanya hari Jumat pada konferensi pers. “Saya masih khawatir, dengan 80% populasi belum divaksinasi, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengendalikan pandemi ini. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...