Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 11:46 WIB | Rabu, 05 Maret 2025

Cegah Banjir di Jabodetabek, Pemerintah Operasi Modifikasi Cuaca

Potensi Hujan Lebat Masih Terjadi Hingga Sepekan ke Depan.
Banjir merendam perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat, 4 Maret 2025. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyarankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam waktu dekat ini sebagai langkah urgensi mengatasi bencana.

”Saya ingin menegaskan bahwa kalau bisa OMC bukan hanya dari BNPB tapi juga dari pemerintah provinsi, kalau memungkinkan Pemprov menyediakan pendanaan untuk OMC dalam waktu singkat ini, “ katanya pada rapat koordinasi yang digelar BNPB yang dihadiri oleh Menko PMK, Kepala BMKG, Kepala BASARNAS, Kalaksa BPBD, Pemerintah Daerah se-Jabodetabek, pada hari Selasa (4/3).

Sementara itu, Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menyampaikan ada potensi hujan lebat yang masih berlanjut hingga sepekan ke depan.

“Kita mengurangi beban di hulu, terutama di hulu Sungai Ciliwung agar tidak terus menerus ada aliran air yang mengarah ke bawah, jadi kalau ini bisa dikurangi dan menurunkan mendung di laut akan mengurangi beban,” kata Pratikno terkait OMC.

Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor hingga jembatan yang terputus di beberapa wilayah Jabodetabek. Sebagai upaya dalam pengendalian banjir di wilayah Jabodetabek,

Dalam rapat ini seluruh Kalaksa BPBD se-Jabodetabek menyampaikan laporan singkat terkait kondisi wilayah yang terdampak banjir, tanah longsor dan jembatan yang terputus serta Langkah-langkah apa saja yang telah dilaksanakan dalam menangani korban bencana, seperti evakuasi warga ke tempat pengungsian dengan perahu karet dan pemberian bantuan lain seperti makanan siap saji, paket kids wear, air mineral, family kids.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan update hasil analisis peringatan dini cuaca ekstrim yang menunjukkan tren puncak hujan akan terjadi pada dasarian ke-2 di bulan Maret.

“Update hasil analisis utk 10 hr ke 2 dan ke 3 di bln maret, tren puncaknya di 10 hari ke 2, mulai tanggal 11-20 Maret. Curah hujan yang tertinggi yang hijau tua mencapai 300mm dalam 10 hari,” katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan bahwa BMKG memprediksi dalam periode  tanggal 4 – 11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.

Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diprediksi tetap aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut.

“Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem,” katanya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto terus berkoordinasi dengan BPBD dan Pemerintah Daerah dalam memantau kondisi terkini untuk menetapkan langkah yang dilakukan agar pengendalian banjir dapat segera teratasi.

“Yang kami laksanakan rata-rata semuanya melakukan tanggap darurat. Jadi, yang menjadi pokok perhatian kami dengan pemerintah daerah yaitu evakuasi di masyarakat kami pastikan hari ini mudah-mudahan sudah semakin baik dan logistik kami yakinkan untuk terpenuhi.

“OMC kami laksanakan sampai tanggal 8, kami akan dorong alat-alat untuk pembersihan atau pompa-pompa supaya air yang tergenang cepat surut dan lingkungan yang kotor menjadi bersih,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home