Cenderawasih Belah Rotan, Burung Dewata Asal Papua
SATUHARAPAN.COM – Cenderawasih belah rotan (Diphyllodes magnificus/Cicinnurus magnificus) biasa disebut burung dewata raja kecil, untuk membedakan dengan burung dewata besar, cenderawasih (Paradisaea apoda). Cenderawasih belah rotan termasuk yang harus dijaga populasinya. Jenis ini sudah masuk daftar merah Lembaga Konservasi Alam Internasional (IUCN). Burung ini tidak boleh ditangkap dan diperjualbelikan.
Burung-burung dari keluarga cenderawasih (Paradisaeidae) terkenal dengan keindahan bulunya. Belah rotan, selain punya warna indah, memiliki dua bulu ekor seperti kawat melengkung berbentuk lingkaran. Bulu itu melengkung ke luar dengan arah berlawanan berwarna merah metalik. Hidupnya di hutan pegunungan dataran rendah, di Papua, Misol, Salawati, dan Jobi, serta pegunungan lain di daerah dataran rendah di Papua dan Papua Nugini (PNG).
Burung ini kecil, dengan panjang sekitar 18-26 cm. Yang jantan mempunyai bulu hias berbentuk kerah berukuran besar yang merupakan bulu leher memanjang. Sayapnya berwarna cokelat tua dan hijau mengilap. Bagian dada ada bulu berwarna hijau dan biru seperti sisik.
Burung ini mempunyai kegemaran menari yang berlangsung sekitar setengah menit. Biasanya bertengger di dahan rendah sekitar setengah meter dari tanah dan mulai mengembangkan bulunya sambil menggerakkan badannya naik turun. Tarian itu dilakukan untuk memperlihatkan keindahan bulu.
Makanan cenderawasih belah rotan ini adalah buah-buahan yang ada di hutan, tetapi juga memakan insekta dan larva. Sekali musim berbiak menghasilkan dua butir telur berwarna krem dengan garis-garis memanjang warna abu-abu. Telur dierami selama 19 hari oleh induknya. Pada umur 17 hari anak burung bisa keluar sarang. (bbc/Wikipedia/papuaweb.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...