CEO Fonterra Klaim Semua Produk Tercemar Telah Ditarik dari Pasar
AUCKLAND, SATUHARAPAN.COM – CEO (Chief Executive Officer) Fonterra, Theo Spierings, mengatakan bahwa semua produk perusahaannya yang diduga tercemar dan kemungkinan menyebabkan batulisme telah ditarik dari peredaran. Dengan demikian kekhawatiran tentang risiko dari produk makanan formula untuk bayi telah diakhiri.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa perusahaan pengekspor susu terbesar dari Selandia Baru itu telah menemukan adanya bakteri dalam produk susu yang mereka jual ke sejumlah perusahaan makanan di berbagai negara. Produk itu diduga terkontaminasi bakteri pada konsentrat protein whey dari pipa yang tidak bersih.
Spierings mengatakan di Auckland, Rabu (7/8) bahwa semua produk formula untuk bayi yang potensial terkontaminasi telah ditarik dari seluruh pasar internasional, dan hampir tidak ada lagi risiko bagi konsumen tentang kasus tersebut.
Dalam konferensi pers dia mengatakan, sekitar 18 ton konsentrat protein whey yang diproduksi terkontaminasi bakteri dan masuk pada sekitar 2.300 ton susu formula untuk bayi. Hal ini bisa menyebabkan batulisme, satu keracunan makanan yang berbahaya dan bisa fatal. Produk makanan bayi itu telah ditahan di gudang atau ditarik dari peredaran.
“Saya minta maaf atas ketidaknyamanan dan kecemasan yang diakibatkannya,” kata dia. Fonterra adalah salah satu produsen susu terbesar dunia, dan pada hari Sabtu lalu mengumumkan bahwa berton-ton susu formula bayi, minuman energi, dan produk lain yang dijual di tujuh negara telah terkontaminasi. Tes yang dilakukan menunjukkan adanya bakteri pada konsetrat protein whey.
Disebutkan bahwa China sebagai pasar terbesar Fonterra menyatakan menghentikan impor produk susu dengan whey dari Selandia Baru. Meskipun situasinya telah tenang, namun Fonterra berjanji tidak akan meninggalkan tanggung jawab pada konsumen dan pelanggan di China.
Ketika ditanya wartawan apakah dia akan mengundurkan diri dari Fonterra karena kasus tersebut, Spiering mengatakan bahwa “jawaban atas itu tidak tergantung pada saya, tetapi tergantung pada dewan.”
Tuntutan Denda
Sementara itu, pelanggan Fonterra diperkirakan akan menuntut ganti rugi sekitar US$ 100 juta atau setara dengan satu triliun rupiah. Pada hari Rabu (7/8) National Development and Reform Commission (NDRC – Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional) China mengajukan denda sebesar empat juta yuan setara dengan US$ 653.000 (Rp 6,53 miliar), Perusahaan susu Belanda, FrielandCampina mendenda 48 juta yuan, dan Abbott Laboratories sebanyak 77 juta yuan.
Denda dan ganti rugi kemungkinan lebih besar datang dari Hong Kong, yaitu Biostime mengajukan 165 juta yuan, perusahaan makanan dari Prancis, Danone mengajukan ganti rugi 172 juta yuan, serta raksasa makanan dari AS, MeadJohnson mengajukan 203 juta yuan.
Pihak Fonterra berharap bahwa hasil penyelidikan akan lebih jelas untuk menentukan kebijakan harga, kata Presiden Fonterra untuk wilayah China dan India, Kelvin Wickham.(dw.de)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...