Cercaan dan Dukungan bagi Sharapova
SATUHARAPAN.COM – Petenis Putri Rusia yang membuat pengakuan diri positif menggunakan zat mengandung doping, Maria Sharapova, mendapat berbagai kritikan dari beberapa olahragawan, namun pada sisi lain ada beberapa pihak yang mendukungnya.
Jennifer Capriati, mantan petenis putri Amerika Serikat (AS) di era 2000-an, naik pitam menyimak perkembangan tentang doping yang diakui oleh petenis putri Rusia tersebut.
“Saya heran dengan pengakuan itu. Tidak ada alasan untuk petenis yang punya nama besar seperti dia tidak mengetahui obat yang termasuk dalam doping,” kata Capriati seperti diberitakan situs berita ABC, hari Jumat (11/3).
Capriati menginginkan organisasi yang mewadahi anti doping dunia (WADA) bertindak tegas, dan memberi rekomendasi kepada ITF (Federasi Tenis Internasional) agar berani mencabut gelar yang diraih Sharapova. “Ini demi kebaikan tenis, dan dunia olahraga,” kata Capriati.
Mantan petenis AS tersebut mengucapkan sindiran bagi Sharapova. “Saya seharusnya mengkonsumsi itu (Meldonium, Red) dari dulu. Saya yakin kalau mengkonsumsi itu pasti saya tidak akan cedera,” kata Capriati dalam akun twitternya @JenCapriati.
Serangan bertubi-tubi tidak hanya datang dari petenis senior, namun sesama petenis yang tergabung dalam Asosiasi Tenis Wanita (WTA). Agnieszka Radwanska mengatakan kasus yang menyandung Sharapova telah mencoreng asosiasi dan nama baik seluruh petenis putri dunia.
“Seluruh penggemar tenis di dunia menunggu sanksi yang akan diberikan ITF terkait ini," kata Radwanska, seperti diberitakan situs olahraga Inggris, Sky Sports, hari Jumat (11/3).
Petenis putri Republik Cek, Petra Kvitova berkomentar senada. Kvitova menyesalkan sikap Sharapova yang seharusnya paham tentang teknis obat-obatan dalam olahraga, karena Sharapova sudah menjadi panutan masyarakat luas, sehingga dengan kasus tersebut kemungkinan dapat mempermalukan dirinya sendiri.
"Ini adalah kesalahan besar dan dia harus mengambil tanggung jawab untuk hal itu," kata Kvitova.
Dari ring tinju, petinju kelas bantam putra Inggris, Carl Frampton, ikut angkat bicara tentang Sharapova. Frampton tidak setuju tentang doping dalam olahraga.
“Kita harus sangat waspada dengan diri kita sendiri dan jangan sampai berbuat kesalahan yang tidak perlu,” kata Frampton seperti diberitakan situs berita Irlandia Utara, Belfast Telegraph, hari Kamis (10/3).
Frampton membandingkan dia yang sehari-hari berlaga di ring tinju sebagai olahraga yang akrab dengan maut. “Kalau Anda mati di atas ring, maka menggunakan obat sangat tidak dibenarkan,” kata Frampton. “Jika atlet gagal tes doping, terutama dalam olahraga tinju, atlet itu harus dihukum seumur hidup," kata dia.
Dukungan Sharapova
Sebaliknya, Sharapova bukannya tanpa dukungan. Beberapa hari belakangan setelah hari Senin (7/3) Sharapova mengumumkan positif mengkonsumsi doping, petenis putra Serbia Novak Djokovic memberi dukungan bagi petenis putri berusia 28 tahun tersebut.
“Saya mengharapkan yang terbaik untuknya. Saya sudah lama mengenalnya. Saya prihatin dengan nasib yang menimpanya. Saya berharap ia bisa kuat menghadapi masalah ini," kata Djokovic seperti diberitakan situs berita Inggris, Daily Mail, hari Rabu (9/3).
Pernyataan bernada simpatik juga dikemukakan salah satu petenis putri Amerika Serikat (AS), Serena Williams yang mengaku terkejut atas pengakuan Sharapova yang menyatakan positif menggunakan doping dengan menggelar konferensi pers. "Saya seperti banyak orang, terkejut,” kata Serena seperti diberitakan New York Times hari Rabu (9/3).
Serena menilai banyak orang meragukan dunia olahraga dengan skandal doping Sharapova itu namun Serena menganggap Sharapova sangat dewasa menghadapinya.
“Saya tahu dia sangat bertanggung jawab dengan fakta, dan ia memiliki keberanian dengan apa yang telah ia lakukan, saya yakin dia siap memikul tanggung jawab lebih besar,” kata Serena.
Sharapova Terharu Dukungan Penggemar
Tengah dilanda masalah, tidak membuat Sharapova putus harapan. Sharapova mengaku meraih dukungan dari jutaan penggemarnya yang mengirimnya surat elektronik berisi ucapan simpati.
“Saya bangun dan membaca dengan cinta dan kasih. Saat ini, saya selalu bangga memanggil kalian penggemar,” kata Sharapova, hari Kamis (10/3) seperti diberitakan Daily Mail. Sharapova berharap dapat memiliki kesempatan bermain lagi.
Konferensi Pers Sharapova
Sharapova menjelaskan bahwa dia gagal dalam tes doping saat menjalani salah satu agenda tur Grand Slam dunia, Australia Open.
Sharapova memberanikan diri memberi penjelasan karena telah mendapat surat resmi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) dan Federasi Tenis Internasional (ITF) yang menyatakan Sharapova mengkonsumsi obat berjenis mildronate.
Menurut situs berita CBC, Mildronate atau Meldonium, adalah obat yang dilarang oleh WADA dan ITF sejak awal Januari 2016. Namun Sharapova mengaku telah mengkonsumsi Mildronate atau Meldonium sejak awal berkarier di dunia tenis.
“Saya harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap apa yang saya konsumsi ke dalam tubuh saya," kata Sharapova, hari Senin (7/3) dalam konferensi pers, di Los Angeles, Amerika Serikat, seperti diberitakan situs berita CBC.
Sharapova – seperti diberitakan CBC – dapat terancam hukuman dari ITF yakni larangan mengikuti segala bentuk turnamen mulai hari Sabtu (12/3) hingga pengusutan dopingnya selesai.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...