Chad Diguncang Unjuk Rasa Berdarah Menentang Wajib Helm
Helm masih dianggap barang mahal, terutama setelah adanya kewajiban mengenakan helm sejak awal Maret lalu, membuat harga helm melonjak hingga tiga kali lipat.
N’DJAMENA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Chad menutup sekolah-sekolah dan universitas setelah berlangsungnya aksi-aksi demonstrasi berdarah menentang peraturan yang mewajibkan pengendara motor untuk mengenakan helm.
Seperti tertuang di BBC Selasa (10/3) setidaknya tiga orang tewas dalam aksi demonstrasi yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir di berbagai kota di Chad yang dimotori oleh para pelajar dan mahasiswa.
Sebagai negara bekas jajahan Perancis yang terbesar, Chad termasuk negara miskin. Lebih dari 75% penduduknya berada dalam keadaan melarat. Pada 2000-an, keadaan sudah relatif membaik karena pendapatan per kapitanya sudah melebihi US$1.000.
Daerah yang kini bernama Chad pernah dihuni oleh sebuah kelompok yang secara politis merupakan suku-suku yang tidak berhubungan. Tengkorak-tengkorak manusia dan lukisan-lukisan gua dari masa kuno telah ditemukan di sana. Secara bertahap kerajaan-kerajaan setempat yang lemah berkembang; kemudian semuanya disusul oleh Kekaisaran Kanem-Bornu yang lebih besar dan berkuasa. Kemudian, kedatangan orang-orang asing memberi banyak pengaruh di Chad. Di awal Abad Pertengahan, Chad menjadi jalur persilangan para pedagang Muslim dan suku-suku asli. Pada 1900, setelah Pertempuran Kousséri, Chad menjadi bagian sistem kolonial Perancis.
Dalam PD II, Chad adalah koloni pertama Prancis yang bergabung dengan Prancis Merdeka dan Sekutu, di bawah kepemimpinan gubernurnya Félix Éboué. Pada 1960, Chad menjadi negara merdeka, dengan François Tombalbaye sebagai presiden pertama.
Sejarah pascakemerdekaan Chad ditandai dengan ketakstabilan dan kekerasan dari ketegangan antara bagian utara yang sebagian besar Arab Muslim dan bagian selatan yang sebagian besar orang Kristen dan animis.
Ekonomi pertanian Chad didorong oleh pembangunan ladang minyak dan jalur pipa sejak 2000. Lebih dari 80% penduduk Chad menjalankan pertanian subsisten dan pembiakan ternak untuk mata pencahariannya. Kapas, dan, dalam ukuran yang tak terlalu jauh, ternak dan getah arab, yang sampai kini tetap menyediakan sebagian besar penerimaan ekspor Chad, namun Chad mulai mengekspor minyak pada 2003 dari 3 ladang minyak dekat Doba.
Sepeda motor merupakan alat transportasi yang populer di Chad yang bisa digunakan juga sebagai taksi. Namun penggunaan helm masih belum menjadi kebiasaan di negara itu meski angka kecelakaan fatal akibat tidak mengenakan helm relatif tinggi. Penyebabnya adalah karena cuaca panas dianggap membuat helm tidak nyaman digunakan.
Kecuali itu, helm masih dianggap sebagai barang yang mahal, terutama setelah adanya kewajiban mengenakan helm sejak awal Maret lalu, harga helm melonjak hingga tiga kali lipat. (bbc.com/wikipedia.org).
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...