“Charlie Hebdo” Dihujani Kecaman setelah Terbitkan Kartun Gempa Bumi Turki-Suriah
SATUHARAPAN.COM - Kartun terbaru majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, yang mengolok-olok korban gempa bumi di Turki dan Suriah dalam kartun yang tidak peka telah mendapat kecaman global.
Majalah tersebut, yang terkenal dengan kartun satirnya yang rasis dan tidak sensitif, membagikan “Cartoon of the Day" di Twitter hanya beberapa jam setelah gempa berkekuatan 7,8 terjadi pada hari Senin.
Kartun itu memperlihatkan bangunan yang rusak, mobil yang terguling, dan bukit-bukit puing dan menyatakan: “Gempa bumi di Turki. Bahkan (tidak) perlu mengirim tank.”
Korban tewas gempa bumi meningkat menjadi lebih dari 11.000 pada hari Rabu (8/2) dan diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat bekerja untuk mencari korban yang mungkin terkubur di bawah bangunan yang runtuh.
Penerbitan kartun ini menimbulkan reaksi keras di media sosial, dengan banyak orang, termasuk tokoh masyarakat, mengutuk tindakan majalah tersebut.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, turun ke Twitter untuk mengungkapkan kecamannya, menyatakan “Orang barbar modern! Tenggelam dalam amarah dan kebencianmu.”
Sementara itu, Abdurrahim Boynukalin, seorang politisi Turki dan perwakilan Partai AK di London, berkomentar bahwa "mereka tidak menunjukkan batasan dalam mengejar kontroversi."
Majalah tersebut telah menjadi pusat kontroversi karena menerbitkan kartun dan artikel yang oleh banyak orang dianggap ofensif dan tidak sopan, terutama terhadap kelompok agama. Beberapa penggambaran kontroversial mereka termasuk Nabi Muhammad, anak migran yang meninggal, korban virus, paus, pemimpin Yahudi, dan pada tahun 2020, kartun yang menghina Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Penerbitan kartun Nabi Muhammad yang ofensif pada tahun 2015 menyebabkan serangan teroris di kantornya di Paris, yang mengakibatkan kematian 12 orang. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...