Chechnya Bunuh Enam Militan Yang Berafiliasi dengan ISIS
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Chechnya yang didukung Kremlin mengatakan pada hari Rabu (20/1) bahwa pasukannya telah menewaskan enam tersangka militan, termasuk seorang panglima perang yang dituduh mengatur serangan bunuh diri pada tahun 2011 di bandar udara Moskow.
Ramzan Kadyrov, pemimpin regional Chechnya, mengatakan bahwa pasukan di bawah komandonya telah melacak tersangka di desa Katar-Yurt dan membunuh mereka semua di tempat. Kadyrov mengklaim bahwa serangan itu menandai tersingkirnya kelompok terakhir militan yang tersisa di wilayah tersebut.
“Semua “kelompok bawah tanah” di Chechnya kini telah tersingkir,” kata Kadyrov di blognya. Dia menambahkan bahwa penyisiran keamanan telah direncanakan sejak lama dan menyusul dua upaya sebelumnya yang gagal untuk memburu para militan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, menelepon untuk memberi selamat kepada Kadyrov, yang secara pribadi mengambil bagian dalam penyisiran keamanan.
Kadyrov mengatakan bahwa mereka yang tewas termasuk panglima perang Aslan Byutukayev, yang dituduh pihak berwenang Rusia terlibat dalam pemboman bunuh diri pada Januari 2011 di daerah kedatangan bandara Domodedovo, Moskow, yang menewaskan 37 orang. Byutukayev muncul dalam video bersama panglima perang Chechnya, Doku Umarov, dan pelaku bom bunuh diri.
Umarov, yang juga mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan lain di Rusia, tewas dalam serangan keamanan pada tahun 2013.
Setelah kematian Umarov, Byutukayev menjadi pemimpin militan di Chechnya dan bersumpah setia kepada kelompok Negara Islam (IS atau ISIS). Dia telah masuk dalam daftar buronan Rusia karena keterlibatannya dalam pemboman bandara tahun 2011 dan serangan lainnya.
Kremlin mengandalkan Kadyrov untuk menstabilkan Chechnya setelah dua perang separatis pada 1990-an dan awal 2000-an, dan memberikan banyak subsidi untuk membantu membangun kembali kawasan itu.
Kelompok hak asasi manusia internasional menuduh Kadyrov melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela, termasuk penangkapan sewenang-wenang dan pembunuhan di luar hukum oleh pasukan keamanan yang ditakuti.
Terlepas dari tindakan keras Kadyrov terhadap tersangka ekstremis, beberapa di antaranya telah bersumpah setia kepada kelompok ISIS, militan terus melancarkan serangan sporadis di Chechnya dan wilayah lain di Kaukasus Utara Rusia. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...