China: Batuan Bulan Beri Wawasan Baru Aktivitas Vulkanik
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Batuan bulan yang dibawa kembali ke Bumi oleh pesawat ruang angkasa robot China tahun lalu telah memberikan wawasan baru tentang aktivitas vulkanik kuno di bulan, kata seorang peneliti, hari Selasa (19/10).
Li Xianhua mengatakan analisis sampel mengungkapkan informasi baru tentang komposisi kimia bulan dan cara panas mempengaruhi perkembangannya.
Li mengatakan sampel menunjukkan aktivitas gunung berapi masih terjadi di bulan lebih awal, pada dua miliar tahun yang lalu, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya bahwa aktivitas tersebut berhenti antara 2,8 miliar dan tiga miliar tahun yang lalu.
“Aktivitas vulkanik adalah hal yang sangat penting di bulan. Mereka menunjukkan vitalitas di dalam bulan, dan mewakili daur ulang energi dan materi di dalam bulan,” kata Li kepada wartawan.
China pada bulan Desember membawa kembali batu pertama dari bulan sejak misi oleh Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet pada era 1970-an.
Pada hari Sabtu, China meluncurkan awak tiga orang baru ke stasiun luar angkasanya, sebuah tonggak baru dalam program luar angkasa yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
China menjadi negara ketiga setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat yang menempatkan seseorang di luar angkasa sendiri pada tahun 2003 dan sekarang berada di antara kekuatan luar angkasa terkemuka.
Di samping program awaknya, China memperluas pekerjaannya pada eksplorasi robot, mengambil sampel bulan dan mendaratkan penjelajah di sisi jauh bulan yang sedikit dieksplorasi. Negara ini juga telah menempatkan wahana antariksa Tianwen-1 di Mars, yang menemani penjelajah Zhurong untuk mencari bukti kehidupan di planet merah tersebut.
China juga berencana untuk mengumpulkan tanah dari asteroid dan membawa kembali sampel bulan tambahan. Negara ini juga berharap bisa mendaratkan manusia di bulan dan mungkin membangun basis ilmiah di sana. Sebuah pesawat ruang angkasa yang sangat rahasia juga dilaporkan sedang dikembangkan.
Program luar angkasa China yang dijalankan militer juga menuai kontroversi. Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin menepis laporan bahwa China telah menguji rudal hipersonik dua bulan lalu. Seorang juru bicara kementerian mengatakan itu hanya menguji apakah pesawat ruang angkasa baru dapat digunakan kembali. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...