China Marah pada Inggris dan Balik Mengecam BBC
Sebelumnya Inggris mencabut lisensi untuk media pemerintah China, CGTN.
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Lembaga penyiaran Inggris, BBC, mendapat kecaman dari para pejabat China dan media sosial pada hari Jumat (5/2) dalam sengketa diplomatik yang meningkat, sehari setelah regulator media Inggris mencabut lisensi TV dari outlet media pemerintah China, CGTN.
Inggris dan China telah bertengkar selama berbulan-bulan karena tindakan keras China terhadap perbedaan pendapat di bekas koloni Inggris di Hong Kong, kekhawatiran atas keamanan teknologi Huawei, dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang China.
Pada hari Kamis (4/2), Ofcom Inggris mencabut lisensi CGTN, saluran berbahasa Inggris dari penyiaran negara China CCTV, setelah menyimpulkan bahwa Partai Komunis yang berkuasa di China memiliki tanggung jawab editorial tertinggi untuk saluran televisi tersebut.
Beberapa menit kemudian, Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan yang menuduh British Broadcasting Corp (BBC) mengangkat "berita palsu" dalam pelaporan COVID-19, menuntut permintaan maaf dan mengatakan bahwa penyiar telah mempolitisasi pandemi dan "mengulangi teori tentang menutup-nutupi oleh China". Namun pihak BBC mengatakan bahwa pelaporannya adil dan tidak memihak.
Pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengecam keputusan Ofcom sebagai "mempolitisasi masalah secara teknis" dan memperingatkan bahwa China berhak untuk membuat "tanggapan yang diperlukan".
Perang Media Inggris-China
Surat kabar Inggris Telegraph secara terpisah melaporkan pada hari Kamis bahwa Inggris pada tahun lalu telah mengusir tiga mata-mata China yang berada di sana dengan visa jurnalisme.
Media pemerintah China telah meningkatkan serangan terhadap penyiar publik Inggris dalam beberapa pekan terakhir.
“Saya sangat curiga bahwa BBC telah dihasut oleh badan intelijen Amerika Serikat dan Inggris. Ini telah menjadi benteng perang opini publik Barat melawan China,” kata Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid yang didukung Partai Komunis, Global Times, mengatakan di Twitter.
Kritik kementerian luar negeri terhadap BBC termasuk di antara tren teratas di platform media sosial Weibo China pada hari Jumat. "BBC shall not become Bad-mouthing Broadcasting Corporation. (BBC tidak akan menjadi Perusahaan Penyiaran Bermulut-buruk),” kata juru bicara kementerian Zhao Lijian di Twitter.
Siaran BBC, seperti kebanyakan outlet berita Barat, diblokir di China. “BBC sudah lama bermarkas di Beijing, namun selalu menyimpan prasangka ideologis dan menyiarkan berita palsu dari platformnya, dengan sengaja mencemarkan nama baik China. Setelah bertahun-tahun, sudah waktunya kami mengambil tindakan," kata salah satu pengguna Weibo.
Liputan BBC tentang Xinjiang mendapat kecaman keras setelah melaporkan pada hari Rabu (3/2) bahwa perempuan di kamp interniran untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di wilayah tersebut menjadi sasaran pemerkosaan dan penyiksaan.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan laporan itu tidak memiliki dasar faktual. The Global Times mengatakan dalam sebuah editorial pada hari Jumat (5/3) bahwa BBC telah "secara serius melanggar etika jurnalistik". (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...