Ciri Sistem Imun Mulai Lemah dan Tips Memperbaikinya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ada banyak alasan mengapa sistem kekebalan Anda lemah dan beberapa bisa Anda kendalikan, seperti pola makan, tingkat stres, dan jumlah tidur yang Anda dapatkan.
Namun, jika Anda mengalami gangguan kekebalan atau diharuskan minum obat tertentu (seperti obat kemoterapi), Anda mungkin kurang dapat mengontrol sistem kekebalan Anda.
"Tidak ada pil ajaib untuk meningkatkan sistem kekebalan," kata dokter pengobatan keluarga Abisola Olulade, seperti dikutip dari Insider, Sabtu (16/1).
Menurut dia, Anda perlu membatasi asupan alkohol, banyak berolahraga dan cukup tidur untuk menjaga sistem kekebalan yang sehat.
Lalu, apa saja tanda-tanda sistem kekebalan yang lemah?
"Ada tanda-tanda kekebalan yang melemah. Jika Anda terus terkena infeksi, membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dari infeksi, atau jika luka Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh, Anda mungkin memiliki sistem kekebalan yang lemah," tutur Olulade.
Selain itu, Anda bisa sering mengalami pilek, sering terkena infeksi, lelah terus menerus dan stres yang meningkat. American Psychological Association menyatakan stres dan kesepian jangka panjang dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan Anda. Hal ini karena stres menurunkan kadar limfosit, sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi. Jadi, jika Anda cenderung sakit setelah ujian atau ditugaskan dalam proyek besar di tempat kerja, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk menerapkan manajemen stres ke dalam rutinitas harian Anda.
Tanda lainnya sistem kekebalan tubuh mulai lemah yakni Anda sering mengalami masalah pencernaan seperti diare, perut kembung, kram dan sembelit.
"Anda dapat memeriksa sistem kekebalan Anda dengan melakukan tes darah untuk memberi tahu Anda apakah Anda memiliki tingkat antibodi yang cukup seperti imunoglobulin, sel darah putih, trombosit, dan sel sistem kekebalan," kata peneliti khusus ilmu gizi, Alex Ruani.
Anda bisa mengenali penyebab sistem kekebalan tubuh lemah antara lain kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol, kurang nutrisi, pengobatan seperti kemoterapi atau perawatan kanker lainnya, gangguan autoimun dan HIV atau AIDS.
Ketika sistem kekebalan Anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dokter mungkin memberi tahu Anda mengenai gangguan sistem kekebalan. Ini artinya, Anda mungkin memiliki satu atau lebih dari kondisi seperti defisiensi imun yang didapat, sistem kekebalan yang terlalu aktif dan terkena penyakit autoimun.
Tips memperbaiki sistem kekebalan yang rendah
Walau masih membutuhkan studi lanjutan, namun gaya hidup sehat termasuk olahraga, pola makan sehat dan meminimalisir stres terbukti memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Untuk individu dengan gangguan kekebalan, meningkatkan sistem kekebalan tidaklah sesederhana itu karena bergantung pada mengapa Anda mengalami gangguan kekebalan, sistem kekebalan yang lemah bisa menjadi permanen.
Dari sisi pola makan, Anda disarankan mengonsumsi makanan sehat yang seimbang, misalnya memasukkan lebih banyak buah dan sayuran, makanan kaya serat, prebiotik (bawang putih, bawang merah, daun bawang, dan lainnya), probiotik (kefir, yogurt dan lainnya) ke dalam menu makanan Anda.
"Makanan atau suplemen tertentu tidak bisa membuat kita kebal. Tapi diet bergizi yang mencakup semua nutrisi penting dalam jumlah yang cukup dapat membantu," kata Ruani.
Untuk memastikan kebutuhan nutrisi Anda terpenuhi, Anda bisa lebih banyak mengonsumsi buah-buahan citrus seperti jeruk dan lemon, sayuran hijau semisal bayam, kangkung, dan sawi; paprika merah, yogurt dan jahe.
"Selain serat, prebiotik, dan probiotik, untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh, Anda juga membutuhkan protein, serat, lemak omega 3, vitamin D, C, B, A, E, dan K yang cukup, serta mineral seperti zat besi, kalsium, selenium, dan zinc," tutur Ruani.
Selain makanan, tidurlah yang cukup. Saat Anda tertidur, tubuh Anda melepaskan kekuatan penyembuhannya atau sitokin pelindung.
Sitokin pelindung adalah protein yang dilepaskan selama tidur untuk membantu tubuh Anda melakukan dua hal yakni mendorong tidur dan melawan infeksi.
Kurang tidur bisa mengurangi jumlah sitokin pelindung yang diproduksi tubuh Anda sehingga membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.
Hal lain yang bisa Anda lakukan, manajemen stres agar tak merusak kesehatan Anda. Untuk menghalau stres, Anda bisa berolahraga, tertawa, menulis jurnal.
"Kadar hormon stres yang meningkat dan kronis seperti kortisol, adrenalin, dan noradrenalin dapat menjadi imunosupresif, yang berarti hal ini dapat mengurangi respons melawan infeksi sekaligus meningkatkan peradangan dalam tubuh," kata Ruani.
Terakhir, jangan lupa terapkan gaya hidup bersih termasuk mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk dan menjaga kebersihan luka dan perban yang menutupinya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...