Citra Satelit Menunjukkan Kemungkinan Kuburan Massal di Mariupol, Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Gundukan tanah yang terlihat pada citra satelit yang menurut pejabat Ukraina mengindikasikan kuburan massal, kembali menyoroti kebiadaban perang yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda pada hari Jumat (22/4), saat Rusia menggempur sasaran di Ukraina timur dalam serangan baru untuk merebut wilayah yang merupakan jantung industri negara itu.
Kota-kota di Donbas diserang Rusia semalam, dan serangan itu mengganggu upaya untuk mengevakuasi warga sipil di satu daerah, menurut seorang pejabat regional. Wilayah, rumah bagi tambang batu bara, pabrik logam dan pabrik alat berat, bersiap untuk serangan yang menentukan ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, mencoba untuk menyelamatkan perang selama delapan pekan yang sudah secara luas dilihat sebagai kesalahan besar dan bencana kemanusiaan.
Pada hari Kamis, pemimpin Rusia mengklaim kemenangan dalam pertempuran untuk Mariupol, meskipun diperkirakan 2.000 orang Ukraina tetap bersembunyi di pabrik baja raksasa di kota strategis. Putin memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerbu benteng itu, tetapi menutupnya, dalam upaya untuk membebaskan pasukan dalam serangan yang lebih luas di timur.
Beberapa jam kemudian, Maxar Technologies merilis gambar satelit baru yang dikatakan menunjukkan lebih dari 200 kuburan di sebuah kota dekat Mariupol, dan pejabat setempat menuduh Rusia mengubur ribuan warga sipil di sana.
Rusia mengatakan lagi pada hari Jumat bahwa "fase kedua" perang sedang berlangsung, tetapi alih-alih serangan penuh, kota-kota yang tersebar di timur telah mengalami bunyi tembakan yang mengintimidasi yang membuat warga panik.
Slovyansk, sebuah kota berpenduduk sekitar 100.000 orang di Ukraina timur, diserang pada malam hari, menurut Walikota, Vadym Lyakh, yang mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan. Namun dia mendesak warga untuk pergi dan mengatakan konvoi bus akan dilakukan pada hari Jumat. Di Rubizhne, tembakan Rusia mencegah upaya membawa bus untuk evakuasi sipil, menurut Gubernur Luhansk Serhiy Haidai.
Penembakan lebih intensif juga terdengar semalam di Kharkiv, sebuah kota timur laut yang terletak di luar Donbas tetapi telah melihat serangan berulang kali baru-baru ini.
Pertempuran di Mariupol dilihat sebagai kunci serangan timur. Namun, dalam penilaian yang diterbitkan Kamis malam bahwa pasukan Rusia di kota itu kemungkinan besar rusak berat dan dengan demikian Moskow akan berjuang untuk memindahkan mereka dengan cepat ke serangan yang lebih besar di timur.
Mariupol telah enghadapi beberapa penderitaan terburuk dari perang, dan citra satelit yang dirilis Kamis mengisyaratkan lebih banyak lagi.
Dalam gambar, barisan panjang gundukan tanah membentang dari pemakaman yang ada di Manhush, di luar Mariupol. Pejabat lokal menuduh Rusia mengubur hingga 9.000 warga sipil Ukraina di kuburan massal dalam upaya untuk menyembunyikan pembantaian yang terjadi di kota pelabuhan, yang telah dikepung sejak hari-hari awal perang.
“Mayat orang mati dibawa dengan truk dan sebenarnya dibuang begitu saja di gundukan tanah,” kata Piotr Andryushchenko, seorang pembantu walikota Mariupol, mengatakan di Telegram.
Tidak ada reaksi langsung dari Kremlin pada gambar satelit. Ketika kuburan massal dan ratusan warga sipil yang tewas ditemukan di Bucha dan kota-kota lain di sekitar Kiev setelah pasukan Rusia mundur tiga pekanlalu, para pejabat Rusia membantah bahwa tentara mereka membunuh warga sipil di sana dan menuduh Ukraina melakukan kekejaman.
Kecaman PBB
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengutuk invasi Rusia dengan keras pada hari Jumat (22/4). “Selama delapan pekan ini, hukum humaniter internasional tidak hanya diabaikan tetapi tampaknya disingkirkan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet.
Orang-orang yang melarikan diri dari Mariupol menggambarkan bahwa mereka terjebak dalam kondisi yang mengerikan. Yuriy dan Polina Lulac mengatakan mereka menghabiskan hampir dua bulan tinggal di ruang bawah tanah dengan setidaknya selusin orang lain tanpa air mengalir dan sedikit makanan.
“Apa yang terjadi di sana sangat mengerikan sehingga Anda tidak dapat menggambarkannya,” kata Yuriy Lulac, yang menggunakan kata menghina untuk pasukan Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka “membunuh orang dengan sia-sia.”
“Mariupol sudah hilang. Di halaman hanya ada kuburan dan salib,” katanya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...