Clara Chevalier Iga Santoso, Pendidik Muda yang Menginspirasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Clairine, siswa SDK 6 PENABUR, tersenyum lebar saat menjelaskan bagaimana gurunya, Clara Chevalier Iga Santoso, memberikan pelajaran di kelas. “Miss Clara mengajar kami sambil mengajak bermain, bernyanyi, dan juga bercerita dengan menggunakan boneka tangan” ceritanya penuh semangat.
Sedangkan Robin, yang merupakan teman sekelas dari Clairine, menceritakan keseruan permainan dalam kegiatan belajar mereka di kelas Miss Clara. “Contoh permainannya melakukan ketukan tangan dengan menggunakan musik yang diputarkan di YouTube untuk membangun konsentrasi sebelum pelajaran dimulai.” tutur Robin, sambil mempraktekkan caranya.
Mengajar merupakan dedikasi bagi Clara, tenaga pendidik SDK 6 PENABUR. Jiwa muda mendorong Clara terus bereksplorasi dengan mempelajari hal-hal baru untuk menunjang ilmunya.
Clara yang mengajar di kelas 1 dan sedang menggarap program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diterapkan dalam kurikulum merdeka dan terbilang baru di PENABUR, mencoba mencari tahu dan menggali lebih dalam lewat berbagai sumber termasuk internet agar mendarat dengan maksimal pada siswa.
Salah satu informasi tambahan didapatkannya saat mengikuti kompetisi “Wardah Inspiring Teacher”, yang tidak hanya menjadi ajang perlombaan namun juga memberikan pelatihan agar kualitas guru meningkat dan semakin inovatif.
Dalam ajang tersebut, lebih dari 10.000 peserta diberikan tantangan untuk membuat pengajaran yang inovatif di kelas. Saat itulah, Clara tergerak mencari metode belajar yang efektif sekaligus menyenangkan bagi siswa. Terlebih dahulu Ia melakukan observasi mengenai kelebihan dan kekurangan yang ditemukan di lapangan, bagaimana kurikulum yang sudah ditetapkan, dan cara untuk dapat memancing siswa agar berkembang dari situ.
Permasalahan yang ditemukan adalah kedisiplinan anak dalam membuang sampah, “Pernah suatu ketika saya membiarkan kelas penuh dengan sampah saat siswa sedang belajar. Saya mengajak mereka melakukan observasi ke sekeliling lingkungan sekolah dan memberi tahu efek sampah itu apa, dan mereka bisa menyimpulkan sendiri bahwa ketika banyak sampah lingkungan menjadi tidak nyaman.” tutur Clara.
Oleh karena itu, perlu dilakukan metode ajakan yang tepat untuk melakukan pembiasaan. Clairine dan Robin menuturkan jika Clara kerap kali mengajak melakukan operasi semut, yaitu membuang sampah yang ada di kelas pada tempatnya, “Dengan membuang sampah, maka lingkungan sekolah jadi bersih dan belajar terasa nyaman.” ujar mereka. “Selain itu, ada sampah yang ternyata berguna bagi orang lain, misalkan botol plastik bekas yang bisa dimanfaatkan siswa untuk menjadi material pembuatan project based learning.” tambah Clara.
Setelah secara intensif mengikuti kegiatan selama 6 bulan, pembawaan yang ceria serta metode belajar yang menyenangkan, berhasil membawa Clara lolos dalam seleksi 1 dan 2, serta masuk dalam jajaran 2000 guru terinspiratif dari seluruh Indonesia.
Clara berpesan kepada tenaga pendidik BPK PENABUR Jakarta agar selalu semangat dalam belajar dan mengembangkan diri dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar kepada siswa, sekolah, dan dunia pendidikan tentunya.
Clara merupakan salah satu tenaga pendidik yang menerapkan profil PENABURS (Professionalism, Enthusiasm, Nurture, Ability to Learn, Believe in God, Unselfishness, Respect to Others, Satisfaction) dalam dirinya. Professionalism, menjalankan tugas panggilan dengan setia, bekerja keras, dan bertanggung jawab. Ability to Learn, menjadi pembelajar seumur hidup dan tidak berputus asa dalam menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan akhir.
Semangat selalu bagi seluruh pendidik BPK PENABUR Jakarta!
Editor : Eti Artayatini
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...