Claudine Gay, Presiden Universitas Harvard Mengundurkan Diri
SAN FRANSISCO, SATUHARAPAN.COM - Harvard Corporation pada Selasa (2/1) mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Presiden Harvard Claudine Gay "dengan pertimbangan yang menyeluruh."
"Dalam beberapa bulan terakhir, Harvard dan pendidikan tinggi menghadapi serangkaian tantangan yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam menghadapi kontroversi dan konflik yang meningkat itu, Presiden Gay dan para Fellow telah berupaya mengutamakan kepentingan institusi yang kemajuan dan kesejahteraannya di masa mendatang kita berkomitmen junjung bersama," ujar Harvard Corporation dalam sebuah pernyataan.
"Dengan berat hati namun dilandasi rasa cinta yang mendalam terhadap Harvard, saya menulis (pernyataan) ini untuk menyampaikan bahwa saya akan mengundurkan diri sebagai presiden," kata Gay dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada Selasa (2/1).
"Ini bukanlah keputusan yang saya ambil dengan mudah. Ini sangat sulit diungkapkan lewat kata-kata karena saya sudah begitu menantikan untuk bekerja sama dengan Anda semua guna memajukan komitmen terhadap keunggulan akademis yang telah menopang universitas luar biasa ini selama berabad-abad," imbuhnya.
"Namun, setelah berkonsultasi dengan para anggota perusahaan, jelas bahwa demi kebaikan Harvard, saya harus mengundurkan diri agar komunitas kita dapat menghadapi tantangan sulit ini dengan fokus pada institusi, alih-alih individu," tutur Gay.
Masa jabatan Gay selama setengah tahun merupakan yang terpendek dalam sejarah Harvard. Dia berada di bawah tekanan selama beberapa pekan terkait testimoninya di Kongres perihal antisemitisme di kampus dan sejumlah klaim yang menyebutkan bahwa dia tidak mengutip sumber-sumber dalam makalah akademisnya dengan baik.
"Di saat perselisihan dan perpecahan begitu lazim terjadi di negara dan dunia kita, merangkul dan memajukan misi tersebut, dengan semangat tujuan bersama, sangatlah penting," kata Harvard Corporation.
Harvard Corporation juga mengonfirmasi bahwa Alan Garber, provost sekaligus kepala staf akademis (chief academic officer) di universitas itu, telah setuju untuk bertugas sebagai presiden sementara sampai pemimpin baru Harvard ditentukan dan mulai menjabat.
Menurut Harvard Corporation, Gay akan kembali bertugas di salah satu fakultas di Harvard, di mana dirinya telah mengabdi sebagai profesor ilmu pemerintahan sejak 2006. Xinhua
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...