CPO Fund Tanda Tangan Pengembangan Sawit Berkelanjutan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Layanan Umum (BLU) yang mengelola dukungan dana perkebunan kelapa sawit (CPO Fund), Selasa (18/8), menandatangani nota kesepahaman bersama mengenai Kerja Sama Pengembangan Kelapa Sawit Berkelanjutan, khususnya untuk perkebunan rakyat.
Direktur Utama (Dirut) Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi, mengatakan, ada tiga bentuk kerja sama yang dilakukan. Pertama, kerja sama antara Dana Pengelolaan kelapa Sawit dan lembaga perbankan Indonesia, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Bank Negara Indonesia (BNI).
“Kerja sama antara BPDP dan perbankan mencoba mewujudkan kelapa sawit yang berkelanjutan mengenai pembayaran,” ujar Bayu di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/8).
Ia menjelaskan bahwa pihak perbankan akan membantu melakukan berbagai pembayaran dan menyalurkan kredit usaha bagi petani perkebunan.
“Perbankan akan membantu dalam melakukan pembayaran dana pengelolaan yang terkumpul agar nantinya bisa dipakai lebih optimal. Bank juga akan melakukan penyaluran kredit bagi petani, khususnya untuk biaya peremajaan dan kegiatan lain untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” kata dia
Kedua, selain dengan perbankan, BPDP juga melakukan kerja sama dengan PT Riset Perkebunan Nusantara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanaman, khususnya perkebunan rakyat.
“Riset ini juga termasuk untuk peningkatan keberlanjutan kelapa sawit, seperti monitoring emisi karbon, monitoring gas metan, dan optimasi lainnya,” ujar Bayu menambahkan.
Kerja sama yang ketiga adalah penandatanganan kontrak penjualan antara beberapa produsen biodiesel dan PT Pertamina bersama PT AKR Corporate.
Bayu mengungkapkan, jumlah yang akan dikontrakkan sejak hari ini sampai 31 Oktober 2015 adalah 339.000 kiloliter biodiesel. Ia mengatakan, angka tersebut merupakan adendum kontrak yang sudah ada.
Selain itu, Wakil Menteri Perdagangan era Indonesia Bersatu II ini memaparkan bahwa kontrak kerja sama untuk 1 November hingga 1 Desember tahun ini merupakan pembahasan kontrak senilai 426.000 kiloliter.
“Sampai akhir tahun, kontrak yang didapat mampu menyerap 765 ribu kiloliter,” ujar Bayu.
Ia mengatakan bahwa program ini merupakan kegiatan untuk mewujudkan Visi Sawit Indonesia 30 yang targetnya 2045 saat merayakan HUT ke-100 Republik Indonesia.
Editor : Eben E. Siadari
Cara Mengatasi Biduran dengan Tepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin menjelaskan penyebab biduran, salah sa...