Loading...
SAINS
Penulis: Melki 12:42 WIB | Rabu, 05 Maret 2025

Dampak Diet Gula Lima Hari pada Otak

Ilustrasi - Panekuk salah satu makanan manis. Pixabay

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketika diet dan rutinitas olahraga rutin ditunda, kenaikan berat badan sering kali menjadi efek samping yang diharapkan.

Namun, tantangan sebenarnya muncul saat kita merasa sulit mengurangi makan bahkan setelah kembali normal.

Dikutip dari Medical Daily, Selasa (4/3), para peneliti menyebut diet tinggi kalori jangka pendek tidak hanya terlihat di timbangan, tetapi juga mempengaruhi otak.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa makan makanan tinggi gula dan lemak dalam jangka pendek pun dapat memengaruhi otak orang yang sehat, menyebabkannya berfungsi mirip dengan orang yang mengalami obesitas.

Temuan yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa perubahan otak terjadi bahkan sebelum seseorang mulai menyadari kenaikan berat badan.

"Data kami menunjukkan bahwa respons otak dan perilaku menyerupai orang yang mengalami obesitas dan perubahan pada otak tampaknya terjadi sebelum kenaikan berat badan," kata peneliti utama studi Prof. Stephanie Kullmann kepada Telegraph.

Para peneliti mencatat bahwa kembalinya otak ke keadaan normal membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, yang menjelaskan mengapa keinginan untuk mengonsumsi makanan tersebut berlangsung lebih lama.

"Perubahan pada otak berlangsung lebih lama dari jangka waktu konsumsi. Secara perilaku, kami melihat bahwa partisipan menunjukkan perubahan dalam perilaku penghargaan: Sensitivitas penghargaan yang berkurang dapat menyebabkan asupan makanan yang lebih banyak," ujar Prof Kullmann.

Penelitian ini mengevaluasi 18 pria muda dan sehat yang menjalani diet tinggi kalori yang kaya akan makanan manis dan berlemak, dan membandingkan perubahan pada otak mereka dengan perubahan pada otak 11 pria yang menjalani diet normal.

Selama lima hari, partisipan yang menjalani diet tinggi kalori mengonsumsi sekitar 1.200 kalori ekstra per hari dibandingkan dengan asupan biasanya.

Setelah menjalani diet tinggi kalori selama lima hari, meskipun tidak ada kenaikan berat badan yang signifikan, para peneliti mencatat perubahan substansial pada otak partisipan sebagaimana terungkap oleh tes yang dilakukan seminggu kemudian.

Otak partisipan memiliki tingkat resistensi insulin yang lebih tinggi dibandingkan dengan partisipan dalam kelompok kontrol.

"Sebagai kesimpulan, kami menunjukkan bahwa makan berlebihan dalam jangka pendek dengan camilan ultra-olahan berkalori tinggi yang umum digunakan dapat memicu penumpukan lemak di hati dan gangguan jangka pendek pada kerja insulin otak yang bertahan lebih lama dari jangka waktu HCD (diet tinggi kalori) pada pria," tulis para peneliti.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home