Dampak Krisis Yunani pada Indonesia Tidak Besar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia menilai dampak krisis di Yunani terhadap kondisi perekonomian Indonesia relatif tidak besar karena selain sudah dapat diantisipasi juga disebabkan membaiknya fundamental ekonomi domestik.
"Kita lihat sebetulnya dampak Yunani ke Indonesia di saat ini tidak besar, malah Yunani yang sudah makin timbulkan risk on dan risk off dunia, ada unsur price in juga. Negara Eropa percaya kalau dampak Yunani pun dapat diantisipasi," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, hari Rabu (1/7).
Agus menuturkan, pihaknya selalu mengikuti perkembangan terbaru terkait kondisi perekonomian Yunani dan pihaknya merasa prihatin dengan apa yang terjadi di negara tersebut.
"Kita lihat cukup memprihatinkan Yunani itu di mana kewajiban jatuh temponya tidak dapat diselesaikan. Kita lihat tindak lanjutnya seperti apa, referendum atau yang lainnya," ujar Agus.
Agus mengingatkan pentingnya untuk terus memantau dan memperhatikan perkembangan ekonomi dunia seperti normalisasi kebijakan The Fed, pelemahan ekonomi Tiongkok, dan kondisi ekonomi Eropa, serta dampaknya terhadap ekonomi di Tanah Air.
"Ternyata di Indonesia saat ini harus diakui fundamental cukup baik dari dua tahun lalu dan inflasi juga terjaga," kata Agus.
Defisit neraca transaksi berjalan pada Juni 2013 sempat mencapai 4,4 persen dari PDB, saat ini relatif sudah relatif lebih rendah yakni di bawah 3 persen dari PDB.
"Di 2015, defisit transaksi berjalan bisa di bawah 2,5 persen dari PDB. Kita lihat Indonesi masih tahan dan guncangan Yunani sendiri juga sudah lebih terkendali," ujar Agus.
Sebelumnya, pada Selasa (30/6) lalu, Yunani sudah memastikan tidak dapat membayar utang senilai 1,54 miliar euro atau sekitar Rp 22 triliun kepada International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo pada hari tersebut. (Ant)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...