Dampak pada Pencemaran, Thailand Larang Impor Sampah Plastik dan Barang Bekas
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Thailand membatasi impor limbah plastik dan akan melarang pengiriman bahan bekas mulai tahun 2025, karena para pejabat berusaha menghentikan banjir sampah dari negara-negara kaya yang telah berdampak pada kesehatan warganya dan mencemari udara dan airnya.
Mulai tahun ini, impor limbah plastik akan dibatasi pada 14 produsen yang berlokasi di zona perdagangan bebas Thailand yang menggunakan sisa-sisa tersebut sebagai bahan baku, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan setelah kabinet menyetujui kebijakan tersebut.
Arus masuk akan dipotong setengahnya tahun depan, meskipun pengecualian dapat dibuat berdasarkan kasus per kasus, kata juru bicara pemerintah hari Selasa (21/2).
Plastik yang memasuki program daur ulang di negara-negara Barat yang kaya sering dikirim oleh perantara ke negara-negara miskin di mana ia memasuki ekosistem pabrik daur ulang yang luas dengan hanya bahan berkualitas lebih tinggi yang umumnya didaur ulang secara menguntungkan. Barang-barang lainnya sering dibakar atau dibuang di tempat pembuangan sampah.
Negara-negara di Global South telah menanggung beban polusi plastik dunia, ancaman dunia yang kini secara langsung mengancam kehidupan laut serta sistem pangan dan air. China mulai melarang impor limbah plastik pada tahun 2018.
Thailand menghasilkan sekitar dua juta metrik ton sampah plastik setiap tahun, yang hanya sekitar seperempatnya yang didaur ulang, menurut pemerintah. Sebagian besar hanya digunakan sekali. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...