Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:53 WIB | Rabu, 20 Desember 2023

Dampak Serangan Siber, 70 Persen Stasiun Pengisian BBM Iran Tidak Beroperasi

Seorang perempuan mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraannya di stasiun pengsian BBM di Teheran, Iran, hari Senin (18/12). (Foto: AP/Valid Salemi)

TEHRAN, SATUHARAPAN.COM-Hampir 70% stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM)  di Iran tidak beroperasi pada hari Senin (18/12) menyusul kemungkinan sabotase, merujuk pada serangan siber, TV pemerintah Iran melaporkan.

Laporan tersebut mengatakan “masalah perangkat lunak” menyebabkan ketidakteraturan di pompa bensin (sdatsiun pengisian BBM). Pihaknya menghimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru menuju stasiun yang masih beroperasi.

Media Israel, termasuk Times of Israel, menyalahkan masalah tersebut pada serangan kelompok peretas yang dijuluki “Gonjeshke Darande” atau burung pipit predator.

TV Pemerintah mengutip pernyataan Kementerian Perminyakan yang mengatakan lebih dari 30% pompa bensin masih beroperasi. Negara ini memiliki sekitar 33.000 pompa bensin.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengalami serangkaian serangan siber terhadap stasiun pengisian bahan bakar, sistem kereta api, dan industrinya. Kamera pengintai di gedung-gedung pemerintah, termasuk penjara, juga pernah diretas di masa lalu.

Pada tahun 2022, kelompok Gonjeshke Darande meretas sebuah perusahaan baja besar di barat daya negara itu. Serangan siber terhadap sistem distribusi bahan bakar Iran pada tahun 2021 melumpuhkan pompa bensin di seluruh negeri, menyebabkan antrean panjang pengendara yang marah. Kelompok peretas mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pompa bahan bakar.

Negara ini memutus sebagian besar infrastruktur pemerintahnya dari internet setelah virus komputer Stuxnet, yang diyakini secara luas merupakan virus ciptaan Amerika Serikat-Israel, mengganggu ribuan sentrifugal Iran di lokasi nuklir negara tersebut pada akhir tahun 2000-an.

Iran, yang telah lama mendapat sanksi dari negara-negara Barat, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan perangkat keras dan perangkat lunak terkini, sering kali mengandalkan perangkat elektronik buatan China atau sistem lama yang tidak lagi ditambal oleh produsen. Hal ini akan memudahkan calon peretas untuk menargetkan. Versi bajakan dari Windows dan perangkat lunak lain adalah hal yang umum di Iran. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home