Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 12:01 WIB | Jumat, 19 Februari 2016

Danurwindo Kritik Porsi Latihan Pesepak Bola Muda Tak Sesuai

Danurwindo saat memberi materi kepelatihan kepada para pelatih berbagai Sekolah Sepak Bola pada hari Jumat (12/2), di Ruang Pelatih , Stadion Ciracas, Jakarta Timur. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Danurwindo, mengatakan untuk menjadi pemain sepak bola yang handal, porsi latihan harus sesuai dengan fase pemain, yaitu usia lima - sembilan tahun, fase sembilan hingga 13 tahun, fase 13 hingga 17 tahun dan fase 17 - 18 tahun.

Dia mengritik banyak pelatih sepak bola untuk anak-anak usia dini tidak memberikan porsi latihan sesuai dengan usia mereka. Sebab sebelum seorang menjadi pemain handal, pada usia anak-anak mereka harus melalui latihan empat fase penting.

Saat ini, menurut dia, banyak kekeliruan pada pelatih sepak bola usia dini dengan memberikan materi latihan orang dewasa kepada anak-anak. Kalau pelatih sudah memberikan banyak latihan taktik dan latihan yang kompleks, tapi pemain tidak mengerti, karena mereka masih berusia muda.

Danurwindo mengatakan di depan pelatih berbagai Sekolah Sepak Bola yang akan berlaga di Aqua Danone Nations Cup (Aqua DNC) 2016, hari Jumat (12/2) di Ciracas, jakarta Timur. Dia bicara dalam tema Wawasan Menguasai Sepak Bola Modern dan Implikasi Terhadap Pembinaan Usia Muda. 

Melatih pesepak bola usia dini harus dimulai dari pengetahuan porsi latihan yang baik. “Misalnya kita menangani pemain berusia 15 tahun ke bawah, kita harus tahu prioritas dalam latihan 15 tahun ke bawah, dan itu tidak bisa asal-asalan,” kata Danurwindo.

Usia lima sampai sembilan tahun adalah usia pemula, atau discovery age dalam terminologi sepak bola, katanya, dan porsinya pengenalan. Anak diajak bagaimana mengenal sepak bola, bagaimana mencintai sepak bola, karena sesungguhnya anak-anak ini belum tahu tentang sepak bola. Di tahap ini adalah fun game, untuk menarik mereka, kata dia.

Fase Emas

Mantan pelatih kesebelasan Persija Jakarta itu menegaskan bahwa fase usia sembilan sampai 13 tahun adalah fase emas kemampuan pesepak bola.

Latihan untuk fase ini adalah untuk kemampuan fungsional skill, karena selepas usia 13 tahun kemampuan otot motorik kaki akan berkembang, dan koordinasi otot motorik akan jauh lebih berkembang. ''Pelatih harus melatih kemampuan koordinasi otot itu. Kalau sampai sampai umur 13 tahun belum bisa latihan yang bagus, maka pesepak bola tersebut akan melakukan gerakan yang salah,” kata Danurwindo.

Pada fase selanjutnya, kata dia, pemain harus dapat mengaplikasikan skill yang dimiliki yang dibentuk pada fase sebelumnya dalam permainan. “Kemudian pemain sudah harus bisa latihan taktik grup dan tim,” kata dia.

Fase Performance

Danurwindo menjelaskan fase terakhir (usia 17 tahun ke atas) adalah fase performance (penampilan). Pada fase ini seorang pesepak bola harus sudah bisa dihitung dan dievaluasi untuk siap dalam sebuah kompetisi berdurasi lama.

“Pembinaan usia muda dari keempat fase tersebut penting, tapi yang penting dan kadang sering terlupakan adalah edukasi atau pelatih yang menangani usia muda,” kata dia.

Dia mengemukakan bahwa edukasi tidak hanya berlaku untuk keempat fase tersebut, namun seorang pelatih harus bisa meningkatkan wawasan sepak bola.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home