Dari Silaturahim NU Sedunia, 3 Tantangan Masa Kini
MEKKAH, SATUHARAPAN.COM – Ada tiga tantangan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia masa kini. Ketiga tantangan tersebut, adalah pertama tantangan meningkatkan wawasan atau pengetahuan, kedua tantangan kekuatan politik yang menyokong paham baru dan berusaha mengganti ideologi bangsa, dan ketiga tantangan internal untuk menyebarkan paham kedamaian dengan cara santun.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan hal tersebut saat menghadiri Silaturahim Nahdlatul Ulama Sedunia, Sabtu (18/8) pagi di Aula Hotel Wihdah Tower kawasan Jarwal Kota Mekkah. Hadir dalam kesempatan ini selain Menag, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Habib Zein bin Smith, KH Kafabihi Makhrus Lirboyo, KH Turmudzi dari Lombok Praya, Menristek Dikti, Mendiknas, Dubes RI untuk Arab Saudi, dan perwakilan 39 PCINU sedunia yang saat ini telah berada di Mekkah.
Menag mengatakan, jika kurang atau salah wawasan, orang bisa melakukan tindakan ekstrem atau radikal. “Sementara tantangan politik, kita dapat merasakan adanya kekuatan politik di belakang paham baru yang ingin mengganti ideologi bangsa dan negara,” Menag menegaskan.
Sedangkan tantangan internal, menurut Menag, nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin harus disebarkan dengan sikap rendah hati.
“Kehadiran NU dan ormas lain yang moderat di bumi pertiwi Indonesia adalah untuk menjaga dan merawat paham keagamaan,” Menag memaparkan, “Yakni menjaga dan merawat eksistensi keindonesiaan, yang dikenal sangat agamis.”
Sebelumnya, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menilai bahwa NU memiliki tanggung jawab keumatan dan tanggung jawab bangsa dan negara. “Tanggung jawab keumatan kita adalah menjaga dari paham akidah yang sesat dan menyimpang,” kata Kiai Ma’ruf.
Di samping itu pihaknya juga mengingatkan tugas meningkatkan kualitas umat baik dari segi ekonomi maupun pendidikan. “Kalau dulu KH Hasyim Asy’arie berjuang melawan penjajah dengan resolusi jihadnya, sekarang tanggung jawab kita menjaga negara dari pemikiran yang berusaha mengganti ideologi, inilah tanggung jawab bangsa dan negara,” ia menegaskan.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan penggalangan dana oleh Lazisnu untuk korban gempa Lombok yang mencapai Rp300 juta. Kegiatan yang memasuki tahun ke-17 itu dilaksanakan untuk menjalin diaspora warga NU di seluruh dunia. Tema kali ini “Islam Nusantara dari Nahdlatul Ulama untuk Dunia”.
Sebelum acara dimulai, dilakukan pembacaan tahlil yang dipimpin KH Kafabihi Makhrus dari Pesantren Lirboyo, Kediri. Selepas acara, dilaksanakan ajang Madrasah Kader NU (MKNU) yang banyak diikuti mahasiswa Indonesia yang sekarang sedang belajar di Timur Tengah. (kemenag.go.id)
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...