Debby Akui Kalah di Final karena Tidak Konsentrasi
MUANGTHONG, SATUHARAPAN.COM – Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto mengaku sulit untuk berkonsentrasi di laga final Kejuaraan Bulu Tangkis Thailand Open (Thailand Terbuka) Grand Prix Gold 2015. Akibatnya dia dan rekannya, Praveen Jordan harus puas menduduki tempat kedua.
“Main di final (Kejuaraan Bulu Tangkis Thailand Open (Thailand Terbuka) Grand Prix Gold 2015, red) lawan siapa saja harus tetap waspada, karena suasananya berbeda. Main di final ini rasanya sulit mengumpulkan konsentrasi karena harus dua kali lipat,” kata Debby setelah dia dan Praveen Jordan dikalahkan wakil Korea Selatan (Korsel) Choi Solgyu/Eom Hye Won di partai final dengan 19-21, 21-17 dan 16-21, hari Minggu (4/10) malam WIB di Thunder Dome Arena, Muangthong, Thailand.
“Sejak awal saya kesulitan memukul shuttlecock dengan pas dan akurat, sementara Jordan lebih hati-hati, nggak lepas seperti kemarin (semi final, red),” Debby menambahkan.
Debby menyebut dia dan Jordan lebih sering melakukan personal error (kesalahan pukulan-pukulan shuttlecock yang tidak perlu). “Shuttlecock dari lawan yang seharusnya mudah, gagal kami kembalikan. Jordan nggak sabar di lapangan,” Debby menjelaskan.
Menurut catatan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bertemu Choi/Eom sudah pernah sekali terjadi di Japan Open Super Series 2015 lalu. Saat itu Praveen/Debby menang 21-19 dan 21-18.
“Saya merasa hari ini beda banget. Kami terbawa cara permainan mereka di set pertama. Set kedua sempat keluar dari permainan mereka, tapi di set ketiga balik lagi seperti sebelumnya. Dan ketika poinnya mepet kami banyak mati-mati sendiri,” kata Jordan.
Tertinggal di set pertama, Praveen/Debby kemudian menyamakan kedudukan dengan kemenangannya di set kedua. Di set penentu, kedua pasangan ini pun kembali beradu ketat.
Namun beberapa kesalahan yang dilakukan Praveen/Debby, membuat Choi/Eom berada di atas angin. Pasangan Korea tersebut kian percaya diri untuk terus menekan dan membuat jarak pada perolehan angka mereka. Choi/Eom akhirnya berhasil memenangkan pertandingan.
Kegagalan Indonesia serupa terjadi saat Ihsan Maulana Mustofa di tunggal putra harus puas menjadi runner-up, di final dia ditaklukkan oleh pebulu tangkis senior Korsel, Lee Hyun il dengan 17-21, 24-22, dan 8-21.
Ihsan Maulana Mustofa mengaku tetap bersyukur atas pencapaiannya dalam turnamen Thailand Terbuka 2015 walau mengalami kegagalan.
"Alhamdulillah, saya bersyukur dapat mencapai putaran final. Pencapaian itu sudah baik bagi saya. Saya berharap dapat lebih percaya diri untuk pertandingan berikutnya serta memperbanyak latihan," kata Ihsan.
Pebulu tangkis klub Djarum Kudus itu kalah dari pemain Korsel itu dalam waktu 58 menit.
“Lee merupakan lawan paling berat selama turnamen dari sisi teknik. Dia adalah pemain kidal sehingga pukulannya susat ditebak,” kata Ihsan. (badmintonindonesia.org).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...