Delapan Windu BPK Penabur Mencetak Bintang
SATUHARAPAN.COM – Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur genap berusia 64 tahun pada 19 Juli ini. Dalam rentang usia perjalanan yang sudah matang, sejumlah prestasi telah berhasil ditorehkan BPK Penabur.
Dalam dua tahun terakhir, seperti bisa dibaca di buku The Amazing Journey – BPK Penabur Jakarta, BPK Penabur berhasil meningkatkan jumlah sekolah dari 62 menjadi 66 sekolah. Terus bertumbuh seiring zaman, BPK Penabur membuka sekolah internasional sejak 2007, di Tanjung Duren, Jakarta Barat, dan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seiring perkembangan pendidikan pula, BPK Penabur mengembangkan sekolah bilingual di tingkat TK dan KB, SD, SMP, SMA, dan Program KBI (kelas unggulan). Di Gading Serpong, lembaga pendidikan ini membuka Program Unggulan Brilliant Class.
Pada sisi akademik, beragam prestasi berhasil ditorehkan BPK Penabur di berbagai ajang kompetisi. Prestasi siswanya mendominasi di bidang olimpiade sains dan matematik, di tingkat nasional ataupun internasional, fisika, dan robotik.
Pada penggal awal Juli ini, contohnya, Jonathan Mulyawan dan Fransisca Susan dari SMAK 1 Penabur Jakarta, terpilih mewakili Indonesia mengikuti International Mathematical Olympiad (IMO), yang dilangsungkan di Cape Town, Afrika Selatan.
Tahun lalu, SMAK 1 Penabur Jakarta diwakili Stephen Sanjaya, mengharumkan nama Indonesia lewat keberhasilannya mempersembahkan medali emas dari IMO yang digelar di Santa Marta, Kolombia. Prestasi Stephen dicatat dalam sejarah sebagai torehan prestasi emas pertama kali setelah 25 tahun Indonesia mengikuti kompetisi itu.
Rekaman penghargaan dan prestasi di bidang akademik dapat disimak dalam The Amazing Journey – BPK Penabur Jakarta, rekaman dari Tahun Ajaran 1994/2000 sampai dengan Tahun Ajaran 2012/2013.
Teguh Budi Mulia dari SMAK 1, tercatat meraih penghargaan perak dalam ajang kompetisi fisika internasional yang berlangsung di Australia pada 1994. Kecemerlangan prestasi itu diikuti Hendrata Darmawan yang meraih penghargaan perak dalam IMO 2001 di Washington DC, Amerika Serikat.
Prestasi cemerlang bukan hanya diraih siswa SMA, namun juga SD, SMP, bahkan TK. Kevin Christian W dari SDK 10 meraih medali emas di kompetisi matematika tingkat internasional IMSO VIII yang berlangsung di Mataram, NTT, pada 2008. Di tingkat SMP, Stephanie Andrea dan Nicholas dari SMPK Gading Serpong meraih medali emas di ajang International Robot Olympiad 2011 tingkat internasional yang berlangsung di Universitas Tarumanegara, Jakarta.
Tantangan
Sejarah Badan Pendidikan Kristen Penabur tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat yang sudah ada sejak zaman Belanda, dan awalnya bernama Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee. Pada 19 Juli 1950, lahir Badan Pendidikan Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat (BP THKTKHKH Djabar), mengemban misi mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai kristiani.
Nama badan pendidikan yang memakai nama Tionghoa itu diganti dengan nama YBPK Djawa Barat pada 27 Januari 1967, yang kemudian disebut Badan Pendidikan Kristen Djawa Barat (BPK Djabar), berkedudukan di Jakarta.
Selain keunggulan akademik seperti diceritakan di atas, visi yang diemban adalah mengembangkan pendidikan kristiani serta pendidikan karakter. Diharapkan siswa bukan hanya memiliki kemampuan intelektual yang andal namun juga mampu bersosialisasi dan peduli kepada sesama, serta mengaklami pertumbuhan iman.
Untuk mempertahankan prestasi, Kepala Sekolah SMAK 1 Penabur Endang Setyowati berpendapat bisa dicapai dengan konsisten mewujudkan visi dan misi dan menindaklanjuti “plan-do-check” setiap pencapaian yang strategis untuk dapat mempertahankan atau mendapatkan kepercayaan masyarakat, dan semuanya harus dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas, terbuka, dan tetap antusias.
Mempertahankan prestasi, menurut pendapat Ieke Poelihawati, Kepala Sekolah SMPK Gading Serpong, dapat dilakukan dengan terus berpartisipasi mengikuti berbagai lomba akademik maupun nonakademik. Konsekuensinya, guru pun harus meningkatkan kompetisinya melalui pelatihan-pelatihan dan studi lanjut.
Tantangan ke depan, seperti diakui Ketua BPK Penabur Jakarta Ir Robert Robianto, tidak ringan. “Harus bersiap ketika sekolah luar negeri diizinkan menyelenggarakan sekolah di Indonesia pada 2015. Tentu kompetisi makin berat, belum lagi persaingan dari sekolah baru yang didanai pemodal besar,” Robert menegaskan.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...